Malik Wujana tahu, keputusannya untuk memilih hidup sendirian dan berlindung di balik tembok-tembok rumah barunya adalah yang terbaik. Suara-suara penuh amarah di masa lalu tak lagi terdengar dan berhenti menghantuinya. Ditambah lagi, keinginannya untuk memiliki teman berbulu terbalaskan dengan kehadiran Lukas, si kucing oranye milik tetangganya, yang menemaninya setiap pagi di ambang jendela lantai dua.

Kehidupan Malik yang tampak baik-baik saja berbalik menjadi neraka ketika Lastri, kakak perempuannya, dan Banyu, keponakannya, hilang secara misterius. Dunia rasanya hancur ketika dua orang terpenting dalam hidup Malik kini lenyap bagaikan debu, jejakpun tak tersisa.

Belum lagi ketika tetangga sekaligus pemilik Lukas si kucing oyen, tiba-tiba ditemukan meninggal dunia bersimbah darah. Ketenangan Malik semakin terancam karena cucu si tetangga menuduhnya sebagai pelaku kejahatan, hanya karena ia tidak pernah meninggalkan rumah.

Dalam misinya mencari jejak sang kakak, Lukas justru beraksi bagaikan detektif kecil yang memberikan petunjuk di mana Lastri berada. Penciuman Lukas yang tajam dan kepiawaiannya mengingat berbagai tempat membawa Malik semakin dekat dengan lokasi di mana kakaknya berada. Pada akhirnya, Malik menyadari bahwa sebuah kotak Pandora tentang masa kecil yang penuh luka pun harus dibuka.

Jalan manakah yang harus Malik pilih? Dapatkah ia menyelamatkan kakaknya atau dirinya sendiri, sebelum semuanya terlambat?