
Kisah ini saya ambil dari pengalaman salah satu kerabat saya. Seluruh nama dalam cerita sudah disamarkan demi keselamatan bersama.
Bagaimana jika kau harus menjalin hubungan dengan seseorang, namun restu terhalang oleh urusan dua belah pihak keluarga. Itulah kisah Hamdan, ia tak mendapat restu orangtua setelah menjalin hubungan lama dengan Kia.
“Biar kamu lihat sendiri besok, Dan. Itulah akibatnya karena kamu nggak mendegar ucapan orangtuamu sendiri, kalau kamu nggak mau mengakhiri hubunganmu sendiri,...
Kumpulan Cerita Pendek Mencekam
33
0
13
Berlanjut
Halo pembaca setia! Pada seri kali ini akan berisi kumpulan-kumpulan cerita pendek, fiksi maupun based on true story.Siap mengguncang jantung dengan membaca semua kisah ini?
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
KARMA - Menjemput Kelam
2
0
2008 tepatnya, kejadian tak terduga berhasil merubah kehidupanku. Tak tanggung-tanggung, keluargaku, juga anak dan istriku jadi imbas perbuatan di masa lalu. Masih membekas bagaimana tali tambang yang mengikat leher seseorang di salah satu ruangan serta jerit tangis orang-orang sekitar, kini menjadi ingatan kelam tentang suatu rahasia yang sengaja disembunyikan. Spoiler: Ayuk menggeleng pelan, raut wajahnya berangsur pucat, ia mengerutkan dahi sambil mengangkat kedua bahu. “Aku nggak tahu, mas … tadi rumah masih terang, pintu juga sudah ku kunci.” lantas pandangannya beralih pada anak yang masih tertidur pulas di atas ranjang. “Sewaktu kamu pergi, aku dan Gendhis main di pinggir danau, tapi--” terdengar suara Ayuk yang gemetaran.“Tapi apa, Yuk?”“Gendhis tiba-tiba jatuh ke sungai, tiba-tiba mas!” Anton semakin membelalak, ia menepuk dahi amat kencang. “Jatuh tiba-tiba? Nggak mungkin, Yuk. Pasti kepleset.” ia buru-buru mendekati Gendhis. “Panas, Yuk, tubuhnya panas.” “Sejak sore panasnya belum turun dan lagi--Gendhis tadi ngamuk, nggak kayak biasanya.” Anton merasa ada yang tidak beres semenjak mereka pindah ke sana. Mulai dari kejanggalan awal sewaktu mereka di perjalanan, lalu perihal Gendhis sekarang. “Yuk, kita harus pergi dari sini.” “Pergi?! Mau ke mana, mas. Emangnya kamu punya uang buat nyewa kontrakan?” Ayuk bersungut-sungut mengatakan itu pada Anton. Sejak awal niat kepindahan mereka ke sana memang tanpa persetujuan Ayuk, ia cukup puas mengetahui Anton yang resah karena mulai sadar dengan kesalahannya mengajak mereka tinggal di rumah tersebut.“Aku nggak punya, Yuk, aku nggak punya apa-apa, tapi kalau kita di sini terus yang ada makin parah!” sentak Anton.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan