SATU| Taksa Aksara

1
0
Deskripsi

Pening di kepala menyerang tiba-tiba, bagaimana tidak pagi hari yang cerah malah membawa petaka. 

Dia yang baru bangun tidur ini, mau di jodohkan katanya, yang benar saja

TAKSA AKSARA, menggumam kesal karena hari liburnya terganggu oleh suara bel apartemennya yang sedari tadi terus berbunyi, dengan erangan malas pria bertubuh tinggi dengan rambut yang berantakan sehabis bangun tidur, beranjak dari tempat tidurnya. 

Dengan langkah kaki yang menyeret malas, dia melihat dari monitor kecil yang tertanam di dinding, sang Kakek dan ayahnya yang datang. 

Ada apa ini, masih terlalu pagi untuk bertamu. 

Dibukanya perlahan pintu unit apartementnya. "Selamat siang boy, baru bangun?" sapa sang Ayah seraya memberikan pelukan hangat pada sang anak tunggalnya itu, bergantian dengan sang Kakek tentu. 

"Ada apa ini, tidak biasanya kalian datang tanpa memberikan kabar lebih dulu." kata Taksa bingung, tapi tetap mempersilahkan kedua pria itu masuk ke dalam apartementnya. 

Taksa meletakan dua cangkir teh hangat di hadapan Ayah dan kakeknya, lalu ikut duduk di sofa berhadapan dengan kedua pria itu. 

Setelah menyesap teh hangat buatan sang cucuk, pria tua bernama Abi itu berdeham pelan sebelum mengatakan maksudnya datang ke tempat sang cucuk ini. "Jadi Taksa, kedatangan Kakek dan ayahmu ini karena ada hal penting yang harus Kakek sampaikan." ujarnya perlahan dengan suara seraknya. 

"Hal penting apa? Kenapa tidak telpon aku untuk datang ke rumah saja, kenapa Kakek harus jauh datang ke sini." protes Taksa yang sedikit menghawatirkan sang kakek, dengan umur yang sudah tua sang kakek masih mau repot datang padahal pria itu bisa menelponya dan ia akan segera sampai kerumah pria itu. 

"Ya sekalian saja, ada urusan lagi habis dari sini." kali ini sang Ayah yang menjawab. 

"Jadi, Kakek sudah memutuskan untuk menyenggarakan pernikahanmu akhir bulan ini." beritau sang Kakek yang hanya di respon oleh pria itu dengan tatapan kosong, dan penuh kebingungan.  

What, pernikahan siapa? 

"Kakek sudah mendapatkan wanita yang cocok dengan kamu, kakeknya adalah teman baikku dulu, kami menjalankan masa muda dengan..." 

"Tunggu," sela Taksa dengan kerutan di dahi karena ia begitu bingung. "pernikahanku akan di lakukan akhir bulan ini, dengan wanita pilihan kakek yang tidak lain adalah cucuk dari teman lama, begitu maksudnya?" tanya Taksa mencoba untuk kembali mentelaah maksud dari pembicaraan sang kakek yang begitu tidak masuk di akalnya. 

"Ya, begitu maksudku, semua persiapan sudah rampung tinggal surat-surat pendukung saja." jawab pria tua itu membenarkan pertanyaan dari Taksa. 

"Ayah, tidak ada komentar?" Taksa mencoba untuk mendapatkan pembelaan dari sang Ayah, tapi nihil pria itu hanya menggeleng pelan, yang artinya mungkin pria itu sudah lebih dulu menentang tapi kakeknya itu pasti bersikeras. 

"Ayolah Kek, aku baru 28 tahun, terlalu cepat untuk menikah sekarang, terlebih aku bahkan tidak tau dengan siapa aku akan menikah." terangnya dengan napas yang mulai memburu karena kesal. 

"Ayolah Taksa, janjiku padanya tidak bisa diputus begitu saja, temanku sudah begitu banyak membantu, dan apa salahnya kalau aku mau cucuknya dengan cucukku menikah, anak itu baik Kakek yakin, kamu akan menyukainya." Hanya helaan napas dalam yang terdengan dari Taksa, karena pria itu tau mendebat sang Kakek tidaklah berguna. 

Perasaannya kini begitu tercampur, lelah, marah, dan emosinya seperti sudah akan meledak karena dirinya tidak bisa membantah perintah dari sang Kakek, di tambah ia yang hanya cucu satu-satunya dari sang kakek, ayahnya anak tunggal, dan iapun sama. 

Meremas gemas rambutnya, dia harus berpikir. 

Menikahi seorang wanita yang bahkan hujudnya saja ia belum lihat, pernikahan ini akan menjadi kesalahan terbesar di dalam hidupnya, kalau sampai terjadi. 

Terlebih dirinya saat ini sudah memiliki seorang kekasih, wanita yang sudah menjalin hubungan dengannya selama satu tahun belakangan, walau masih dengan sebuah kerahasiaan. 

Karena wanitanya yang meminta. 

Lebih baik dia meminta kekasihnya untuk menikah dengannya bukan, dari pada dia harus menikah dengan wanita yang bahkan tidak jelas asal usulnya.  
 

***

CERITA INI BELUM PERNAH AKU UPLOAD DI MANAPUN, FRESH FROM THE OVEN HAHA. 

SEMOGA SERU, DI TUNGGU RESPON BAIKNYA. 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya DUA| Maaf Kak
0
0
Taksa kira dengan meminta sang kekasih untuk menikah dengannya semua bisa terselesaikan,  tapi tidak. Karena yang ia terima adalah penolakan. 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan