BERTAUT

188
45
Deskripsi

mencintai dan cintai, itulah yang selalu di harapkan oleh semua umat manusia. dan itu juga yang selalu di rasakan oleh arya dan manda. 
keduanya bisa saling mencintai dan saling di cintai, bahkan setiap hari cinta itu semakin tumbuh harum mewangi membuat setiap orang yang melihat mereka akan merasa iri.

namun dibalik itu semua? siapa menyangka bahwa kehidupan keduanya tidaklah semudah yang dibayangkan. karena di satu sisi lain ada tempat yang kosong di hati keduanya, yang masih berusaha mereka cari apakah itu.

"amanda cepet dong dandannya, udah kesiangan ini kita."

Arya nampak kesal menantikan manda yang saat ini tengah asyik memoleh wajah cantiknya.

Entah mengapa wanita sangat suka dan lama tentunya ketika sedang melakukan kegiatan merias wajah mereka.

"Iya sayang, kamu itu kenapa sih rewel banget."

Akhirnya sebari memasang anting-anting di telinganya manda keluar dari kamar.

Arya memiringkan kepalanya, dan sejenak pria itu tercengang melihat betapa cantiknya manda hari ini. Tunggu bukan hari ini saja, namun setiap saat isterinya itu memang terlihat cantik.

"Kenapa? Terpesona kan sama isteri kamu ini? Jadi ga percuma kan kamu kasih uang belanja banyak ke aku, karena semua itu aku gunakan untuk kamu juga." Jelas manda yang menatap arya dengan senyuman jailnya.

Arya akui, setiap hari manda memang selalu terlihat semakin cantik. Namun semua itu juga tak terlepas dari perawatan manda yang bisa dikatan wah.

Tapi apalah arti uang jika arya masih bisa mencarinya serta bisa memenuhi kebutuhan manda yang memang secara tak langsung untuk kepuasan arya juga.

"Hey.."

Manda menjentikkan jarinya di depan wajah arya. Walau sudah hampir satu tahun mereka menikah namun arya tak pernah bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada manda. Karena pria nya itu selalu saja memberikan tatapan itu, tatapan yang sama seperti saat pertama kali mereka jatuh cinta.

"Euh iya." Arya tergegap seorang diri. Ia mengelus tengkuknya yang terasa sedikit panas saat itu. "Udah selesai kan?" Tanya arya.

"Cantik ga aku yang?" Tanya manda yang tiba-tiba saja sudah mengalungkan tangannya di sekitar leher arya.

Arya meneguk ludahnya, manda memang selalu saja menguji kesabaran arya apalagi dalam kondisi yang tidak tepat seperti ini.

"Man, lepas ah." Arya melepaskan kedua tangan manda yang melingkar di lehernya. Ia mundur selangkah serta memilih menundukkan kepalanya.

Manda tersenyum geli, melihat tingkah arya seperti ini seolah hiburan tersendiri untuk manda.

"Ayo cepat, saya udah ga sabar bertemu rendi."

Seketika senyuman itu hilang ketika nama rendi di sebut. Pria yang sudah terkenal sebagai isteri pertama arya itu selalu saja mampu merusak suasana antara keduanya.

"Ga sabaran banget sih mas." Protes manda dengan wajah sedikit kesalnya.

Arya terdiam, ia memandang ke arah jendela yang menampilkan awan biru yang sangat cerah. Setelah berbulan-bulan menjalani perawatan di australia akhirnya hari ini pun tiba. Hari dimana rendi telah diijinkan pulang, dan tentu dengan kesehatan yang sudah pulih seutuhnya..

"Bagaimana saya ga sabar man, akhirnya setelah berbulan bulan adik saya bisa keluar dari rumah sakit. dan alhamdulillah kondisinya sudah sangat baik." Jawab arya dengan binar mata yang jelas menyiratkan kebahagiaan.

Akhirnya manda pun tersenyum. Ya, manda pun turut bahagia karena rendi kini sudah sembuh. Dan hari ini keduanya akan menjemput rendi dan membawa pria itu kembali ke indonesia.

"Ya udah ayo pergi." Ajak manda setelah meraih tas kesayangannya serta kunci mobil yang mereka sewa selama mereka di australia.

Arya menganggukkan kepalanya, lalu keduanya pun meninggalkan kamar hotel yang mereka tempati selama berada di negara tersebut.

Arya mulai mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang menuju salah satu rumah sakit swasta terbaik di negara itu.

Sebenarnya rumah sakit dimana rendi di rawat tidaklah jauh dari hotel tempat mereka menginap. Lihatlah setelah menempuh perjalanan selama 15 menit akhirnya arya menghentikan mobil di area parkir rumah sakit.

Kembali keduanya berjalan sambil bergandengan tangan menuju ke ruangan vip dimana rendi selama ini di rawat.

Arya membuka pintu ruangan tersebut dan disana terlihat rendi duduk seorang diri dengan kemeja khas yang telah melekat di tubuhnya.

"Ren." Sapa arya dari ambang pintu.

Rendi segera memiringkan kepalanya, ia segera berdiri dan tersenyum kecil pada sosok arya dan manda. "Mas arya, mba manda." Sapa rendi menganggukkan kepalanya.

Arya dan manda semakin mendekati rendi, setelah berada di hadapan pria itu arya segera menepuk bahu rendi dengan lembut.

"Saya bahagia karena kamu sudah pulih ren, dan terimakasih karena kamu sudah..."

"Mas, menjaga mas arya adalah tugas saya."

"Tidak ren." Arya menggelengkan kepalanya.

"Itu bukan tugas seorang adik ren."

Rendi terkejut bukan main ketika arya mengatakan hal demikian secara langsung kepadanya. Bahkan rasanya mata rendi mulai terasa panas, ia merasa terharu karena arya benar-benar memperlakukannya layaknya seorang adik.

"Kamu adalah adik saya ren, jangan pernah lakukan hal bodoh seperti kemarin ya. Saya tidak akan memaafkan diri saya jika terjadi sesuatu yang buruk pada kamu." 

Arya dan rendi terdiam sejenak, lalu dengan cepat arya menarik tubuh rendi dan memeluk pria itu dengan eratnya. 

Sedang manda yang berdiri di sisi arya hanya tersenyum haru. Akhirnya kelegaan bisa mereka rasakan karena kesembuhan rendi dan bahkan sang suami kini sudah bisa tersenyum dengan lebar lagi. 

"Ehem.." 

Manda sengaja berdehem dan tentu saja membuat arya dan rendi segera memisahkan tubuh keduanya..bahkan bisa manda lihat bagaimana rendi yang menyeka air matanya, air mata bahagia tentunya.

"Udah belum pelukannya? Mba ghisa sama pak smith pasti sudah menunggu kita." Ujar manda mengingatkan arya. 

Hari ini ghisa dan sang suami memang sengaja mengundang arya dan manda kerumah mereka karena semenjak kejadian penyelamatan itu arya dan manda memang belum pernah menginjakkan kaki kerumah mereka karena satu dan beberapa hal lainnya. 

"Iya, ayo ren kita di undang kerumah mr. Smith." Ajak arya kembali menepuk bahu rendi.

"Baik mas." Jawab rendi menganggukkan kepalanya dengan patuh..

Arya menatap sebuah tas jinjing yang berisi pakain ganti rendi. Ia segera meraih tas tersebut dan membuat rendi kalang kabut karenanya. 

"Mas jangan biar saya saja." Larang rendi menyentuh tas miliknya.

"Biar saya saja, kamu belum pulih betul." Tolak arya tak mau melepaskan tas rendi.ia bahkan memberi kode melalui matanya agar rendi melepaskan tangannya dari tas.

"Tapi mas." 

"Ren.." 

"Astaga kalian ini..! Udah pak rendi biarin aja mas arya yang bawa.." ujar manda yang sedikit gemas melihat tingkah arya dan juga rendi.

"Tapi mba." 

"Ck, biarkan aja." Tegas manda.

Akhirnya walau merasa tak enak hati namun rendi membiarkan arya menjinjing tasnya. Ia membiarkan manda dan arya berjalan lebih dulu sedang dirinya mengikuti dari arah belakang. 

"Kamu duduk di belakang ya." Suruh arya lagi setelah memasukkan tas milik rendi ke bagasi mobil.

"Ayo manda." Ajak arya yang telah membukakkan pintu depan untuk sang isteri tercinta. 

Setelah manda dan rendi telah masuk ke mobil arya berlari pelan dan ikut masuk serta duduk di belakang kemudi..perlahan pria tampan itu mulai melajukan mobil menuju kediaman mr.smith.

Hampir setengah jam akhirnya arya tiba di depan sebuah pintu gerbang yang menjulang tinggi dengan kondisi masih tertutup. 

"Kamu tolong telpon mba ghisa man." Suruh arya menatap sejenak ke arah sang isteri.

"Iya sayang." 

Manda segera menghubungi ghisa dan mengabarkan bahwa mereka telah tiba di depan gerbang..lalu tak lama pintu gerbang tinggi tersebut terbuka dan terlihat jelas lah kediaman mr.smith dengan sang isteri yang super megah. 

"Duh gede banget rumah nya ya mas." Ujar manda menatap kagum kediaman smith yang memang super besar dan memah tentunya.

Arya tak menjawab ia segera mencari tempat parkir, dan setelah mobil berhenti dengan sempurna pintu mobil nya tau tau telah dibukakkan oleh seorang pria berpakaian serba hitam. Bukan hanya pintu bagian arya saja namun untuk manda dan rendi pun telah dibukakkan oleh pria lainnya. 

"Manda.."

Teriak ghisa yang berdiri di depan pintu rumahnya dengan penuh semangat. Manda pun tak kalah semangatnya, ia segera berlari menghampiri ghisa dan memberikan ciuman serta pelukan untuk wanita cantik itu. 

"Mba ghisa apa kabar?" Tanya manda setelah melepas pelukannya.

"Aku sehat manda.. hay ya, pak rendi bagaimana kabarnya?" Tanya ghisa melirik ke arah belakang manda dimana arya dan rendi berdiri. 

"Hay mba ghisa." 

"Alhamdulillah sudah membaik bu, terimakasih untuk bantuannya." Ujar rendi dengan senyuman sopannya. 

"Ahh ga masalah pak rendi, yang penting semua sudah baik-baik saja." Jawab ghisa dengan ramahnya. 

"Kenapa tamu ga dibawa masuk ghisa?" 

Tiba-tiba saja sang tuan rumah keluar dan segera memeluk pinggang isterinya dengan possesive nya. 

"Hay pak smith." Sapa manda. 

"Hallo pak smith." Sapa arya juga namun hanya dibalas anggukkan kepala saja oleh mr.smith.

"Ayo ayo masuk. Kita makan siang dulu ya." Ajak ghisa mempersilahkan tamu tamunya untuk masuk kedalam kediamannya.

Baru beberapa langkah mereka memasuki kediaman mr.smith tiba tiba saja langkah mereka terhenti oleh teriakan seorang anak. 

"Mommy daddy." Teriak seorang anak kecil yang begitu cantik.

"Hello sayang, ko sudah bangun?" Tanya smith mengelus puncak kepala putri pertamanya. 

"Oh ya manda arya kenalkan ini putri kami namanya anaya.. tapi kami sering memanggilnya aya." Ujar ghisa memperkenalkan putri cantiknya dengan begitu bangga. 

Arya tersenyum manis pada bocah cantik yang juga tengah menatapnya dengan tatapan polosnya. 

"Hay anaya, kenalkan aku aunty manda."

Manda segera menghampiri anaya serta berjongkok sejenak guna men sejajarkan posisi mereka. 

Anaya nampak memperhatikan manda lebih dulu, lalu ia melirik ke arah sang ibu yang menganggukkan kepalanya. 

"Hay aunty, aku anaya alvegro. Anak mommy ghisa alvegro dan daddy smith alvegro." Jelas anaya dengan panjang lebar serta lengkapnya. 

Manda terkekeh pelan, ia mengelus puncak kepala anaya dengan gemasnya..putri ghisa dan smith benar-benar sangat meggemaskan.

"Ko aku baru tau mba punya anak secantik dan sepintar ini?" Tanya manda melirik ke arah ghisa yang masih betah dengan senyuman lebarnya.

"Dia itu bukan anak aku, dia anak omanya..soalnya dia lebih senang sama omanya." Jelas ghisa yang seketika mengundang tawa dari manda. 

Tiba-tiba saja manda menghayal bahwa dirinya dan aryapun kelak akan di karuniakan seorang anak yang pintar dan juga cantik ataupun tampan. 

"Aya ayok ajan aunty dan uncle ke meja makan. Kita makan bersama." Suruh ghisa pada putri tunggalnya.

"Ayo uncle aunty kita makan." Ajak anaya sambil menarik tangan arya dan juga manda. 

Hangat, begitu lah yang dirasakan oleh arya. ia menatap tangannya yang digandeng oleh aya dan berharap segera anak kandung mereka lah yang akan menggandeng tangannya. 

Makan siang yang disiapkan khusus oleh ghisapun berjalan dengan tenang dan lancar. Arya, manda serta rendi pun jelas menikmati makanan yang sengaja di masak oleh koki khusus di kediaman alvegro.

"Uncle mau coba ini?"

Arya menatap ke sisi kirinya dimana si kecil aya duduk. Dan saat ini bocah kecil itu tengah mengulurkan sesendok ice cream yang disediakan sebagai dessert untuk mereka semua. 

"Sayang, no." 

Anaya menatap heran ke arah sang ayah tengah memperingatkannya sambil menggelengkan kepalanya. Tentu saja hal itu membuat anaya sedikit merasa sedih.

"Uncle mau coba punya kamu, boleh kan?" 

Mata anaya seketika berbinar ketika mendengar arya mau mencicipi ice dari tempat miliknya..

"Ammm.. enak sekali, terimakasih ya aya." Ujar arya dengan elusan lembut di kepala anaya. 

Manda yang menatap keduanya hanya bisa merasakan kebahagiaan yang sangat besar. Kembali sosok seorang anak begitu menjadi kerinduan bagi manda dan arya. 

Manda mengelus perut nya yang rata, padahal ia telah melepas KB nya. Namun dari saat itu sampai saat ini belum ada tanda tanda kehadiran makhluk kecil yang sangat dinanti oleh dirinya. 

"Ya Allah, semoga engkau memberikan kesempatan bagi aku dan mas arya agar bisa menjadi orang tua." Gumam manda dalam hatinya.

Tiba-tiba saja manda merasakan tangannya yang menghangat dan rupanya tangan arya lah yang tengah menggenggam tangannya. 

"Ada apa?" Tanya arya menaikkan kedua alisnya. 

Manda seketika tersadar lalu dengan cepat wanita cantik itu juga menggelengkan kepalanya. 

"Aya lucu ya mas." Ujar manda melirik ke arah yang tengah menikmati ice creamnya.

"Ayo dong kapan manda dan arya junior lahir?" Tanya ghisa tiba-tiba. 

"Ghisa, jangan menanyakan hal yang sensitive seperti itu." 

Mr smith menatap tak senang pada isterinya yang memang terkadang berbicara sesuka hatinya saja. 

"Iya iya mas, sorry ya manda arya." 

"Ga masalah mba..doain ya semoga ada segera arya junior hehe." Jawab manda bersikap santai saja. 

"Aamiin, pasti kami doakan." Jawab ghisa dengan tulusnya.

Kembali mereka semua pun mengobrol satu sama lain. Bahkan arya dan smith pun nampak mulai akrab, bahkan smith sendiri meminta bekerja sama dengan arya untuk pembangunan beberapa property yang akan ia bangun di kota tersebut. 

Hingga saat sore tiba, akhirnya arya manda dan rendi mohon undur diri kepada sang empunya rumah. Karena mengingat besok mereka harus segera kembali ke indonesia dikarenakan manda yang memiliki beberapa pekerjaan. 

"Pokoknya kalian harus sering main kesini ya." Pesan ghisa sebelum ketiga tamunya benar-benar pergi. 

"Mba ghisa juga main ke indonesia ya, sekalian bawa si menggemaskan aya." Balas manda menatap ke arah ghisa yang berada di dalam gendongan sang ayah. 

"Bye bye aya sayang, nanti main kerumah aunty dan uncle di indonesia ya sayang." Lanjut manda menatap ke arah anaya yang sedari tadi tersenyum riang.

"Oke aunty cantik. Nanti aku ajak mommy dan daddy kerumah aunty dan uncle ya." Jawab arya dengan lancarnya. 

Manda terkekeh pelan, lalu ia pun segera memeluk ghisa dan juga tak lupa memberikan ciuman sayang untuk aya. 

Setelah itu merekapun benar-benar pergi meninggalkan kediaman smith, orang asing yang tiba-tiba saja menjadi bagian penting dalam kehidupan manda dan juga arya. 

•To Be Continued•

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya BERTAUT 02
207
43
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan