Pengkhianatan dan perceraian membuat Zelmira rapuh dan terus merutuki takdir-Nya sampai membuat Zelmira jauh dari kata wanita baik-baik.

“Hidup ini bak sebuah kuburan sempurna menguburkan sebuah kebahagiaanku.” Zelmira tertawa kecil, menertawakan kehidupannya. Rasanya dada dipenuhi sesak oleh kenyataan pahit kala pria yang ia cintailah yang sanggup menghancurkan kebahagiaannya.

Sampai sebuah pria datang tanpa permisi dalam kehidupannya dan menjanjikan kebahagiaan yang tak lagi ia percayai, pernikahan? Oh! Itu terlalu pahit untuk ia jalani kedua kalinya. Sanggupkah pria yang hadir mengobati hati yang terlanjur terluka? Atau hanya menambah lara?

Sekeping Lara Cinta