SUMPAH POCONG FULL STORY

16
2
Terkunci
Deskripsi

- Cerita itu memang terkenal didesa ini mas, sejak adanya cerita itu, Kami para Warga sudah tidak pernah lagi bersumpah, apalagi sumpah Pocong.

- Benar mas, Waktu itu desa kami sudah seperti desa mati.

- Setiap malam semua warga dihampiri oleh pocong mas. jika ingin selamat, kami harus tidur beralaskan Tikar dan tidak boleh tidur di ranjang.

- Saking takutnya, dimalam-malam tertentu semua warga biasanya tidur bareng ramai-ramai.

- Ya dulu saya juga mau pindah sebenarnya, tapi saya gak punya saudara...

5,922 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
94 konten
Akses seumur hidup
5,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
200
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Sekte Kanibal ( Full Story )
0
0
Yogyakarta, 1979. 23.00 WIB. Hyang Rogo Sukmo Lelebur tumrah e luhur. Wilujeng Sekti Nyawiji dadi siji, Mengkulit kalian Sedarah Daging Manungso Ajining rogo, Tembang Jin, Setan, Lelembut lan Iblis engkang dadi pamujan jiwo lan sukmo insun. insun siji, insun kakawin lan Insun sekabehan ing dalem.Sayup-sayup Suara mantra terdengar jelas diucapkan oleh banyak orang dengan diiringi jeritan layaknya orang yang sedang kesakitan.Mendengar hal itu, Kasdi yang bisa dibilang sebagai warga pertama yang mendengar semuanya, akhirnya memanggil teman-temannya yang malam itu sedang ronda bersamanya.He,he,he, kesini cepat, dengar tuh, dirumah bu Retno sepertinya ada banyak orang yang sedang menjerit teriak Kasdi.Tapi anehnya, dari arah rumah bu Retno yang diduga kuat sebagai sumber suara tersebut, malam itu benar-benar tetap terlihat sepi dengan tidak adanya satupun orang ataupun penghuni.Sudah, ayo kita pergi, kalau kita lama-lama disini, kita bisa mati sahut salah seorang rekan Kasdi yang selanjutnya, merekapun seketika berlarian pergi..... Yogyakarta, 1980. 22.45 WIB....Tok..tok..tok.. suara ketukan pintu Gubuk yang terdengar pelan diketuk oleh Bu Retno dengan dia yang tidak sedikitpun mengucapkan sepatah kata.Namun anehnya, meski hanya mengetuk pintu secara perlahan tanpa memanggil nama penghuni rumah, malam itu dengan sangat jelas, Karyo mendengar ada suara langkah kaki yang terdengar pelan dari arah dalam gubuk tersebut.Dan benar, sesuai dugaan Karyo, dari dalam rumah nampak seorang nenek tua yang terlihat membukakan pintu dengan tampilan yang cukup menakutkan.Postur tubuh pendek, sebagian wajah yang terlihat luka lengkap dengan punggung yang juga membungkuk, sudah cukup membuat seluruh tubuh Karyo saat itu seketika bergetar hebat.Dan tanpa banyak bicara lagi, bu Retno berjalan pelan masuk kedalam Gubuk tersebut dengan tidak mengucapkan sepatah kata kepada nenek-nenek tua tersebut.Disitu, meski gemetaran dengan sigap Karyo pun berjalan mengikuti Langkah Bu Retno yang notabennya, dia adalah majikan barunya.Hingga akhirnya, setelah sampai di salah satu bagian rumah gubuk tersebut, mata Karyo seketika terlihat melotot, tubuhnya bergetar dengan jantung yang sudah tidak berhenti berdetak dengan sangat kencang.Bagaimana tidak, dengan mata kepalanya sendiri, didalam ruangan rumah, Karyo melihat adanya pagar kayu seperti hal nya sebuah kurungan.Dan tidak hanya sebuah Pagar kayu, didalamnya, nampak satu wanita dengan rambut yang terlihat terurai tidak terkira.Meski tidak terlalu jelas karena sangat gelap, waktu itu karyo masih bisa menebak jika wanita tersebut dalam keadaan dipasung.Hal itu bukanlah tanpa alasan, karena saat itu, Wanita tersebut terlihat tidak bisa bergerak dengan tangan dan kakinya yang digembok dengan gembok yang terbilang cukup besar.Yoknopo mbok, wes gelem anteng ta durung ?. (Bagaimana mbok, Sudah mau tenang apa belum ?) Ucap Bu Retno dengan tatapan matanya yang terus menatap kearah Wanita yang terlihat dipasung tersebut.Akhir-akhir iki wes gak tau gelem anteng nduk, pikiranku maleh gak penak, aku khawatir, ulan suro ngarep iso bablas. (Akhir-akhir ini, dia sudah tidak mau tenang nak, fikiranku jadi gak enak, aku khawatir bulan suro depan dia bablas). Ucap Nenek-nenek tua tersebut jelas.Mendengar hal itu, perasaan Karyo semakin kebingungan, dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang Bu Retno dan nenek tua tersebut ucapkan.Namun disitu, karena Karyo hanya seorang pekerja, diapun akhirnya hanya diam dengan tidak sekalipun mengeluarkan omongan. Yo uwes, ndang tak Golekno gantine. (Ya sudah, secepatnya, akan kucarikan penggantinya). Ucap Bu Retno  dengan dia yang seketika berbalik arah dan berjalan keluar dari rumah gubuk tersebut.....D.I. Yogyakarta.1980...( Rumah Keluarga Besar Van Hosh ).Bagi warga kampung Kidul, rumah Keluarga besar Van Hosh adalah satu-satunya rumah keluarga keturunan belanda yang saat itu masih tersisa didaerah Jogja.Bentuk rumah besar bercorak khas belanda memang sangat terlihat jelas meski letak rumah tersebut berada diujung jalan yang bisa dikatakan, jalan tersebut jarang sekali dilalui oleh para warga.Dan uniknya meskipun begitu, tidak sedikit warga yang menganggap, jika sebenarnya didalam rumah keluarga besar van hosh tersebut masih ada penghuni orang belanda.Hal itu, dikuatkan oleh kesaksian banyak sekali warga yang mengaku melihat adanya sosok laki-laki belanda tua yang terlihat duduk dikursi roda setiap ada warga yang sedang melintas didepan rumahnya.Tapi anehnya, ketika para warga hendak mendekat untuk memastikannya, lagi-lagi warga tidak melihat adanya orang belanda, yang ada hanya orang pribumi yang memang diberi tugas untuk merawat rumahnya.Semua itu, tentu saja semakin membuat warga keheranan dengan apa yang sebenarnya terjadi didalam rumah keluarga van hosh tersebut.Sebab, Sejak kematian nyonya besar van dam beberapa tahun yang lalu, rumah keluarga van Hosh bisa dikatakan sudah semakin jarang dibuka pintunya.Yang tinggal didalam hanya Narto, mbok Ginem, dan Bu Retno yang sepertinya, mereka diberikan mandat untuk merawat rumah peninggalannya tersebut.Dan Sebenarnya, tidak jarang juga terdengar kabar jika dirumah besar tersebut disatroni oleh perampok dan pencuri yang ingin menguras habis hartanya.Tapi anehnya, semua perampok tersebut mengaku gagal dan kembali ketakutan karena menurut mereka, ternyata didalam rumah tersebut mbok Ginem dan Narto tidak tinggal sendirian, melainkan ada sosok lain yang sangat menakutkan.Dan Tidak berhenti disitu saja, banyaknya kabar beredar tentang adanya ritual pemujaan setan yang dilakukan dirumah tersebut, juga menjadi cerita tersendiri bagi warga ataupun masyarakat sekitarnya.Cerita-cerita seperti itu yang akhirnya membuat rumah tersebut benar-benar terisolasi dan sangat dijauhi oleh warga sekitar karena kabarnya, siapapun yang berani masuk kedalam rumah itu, dia tidak akan pernah bisa kembali untuk selama lamanya.Hal itu, tentu saja dikuatkan dengan kesaksian para warga tentang adanya orang yang selalu masuk di setiap tahunnya, tapi anehnya, diantara semua orang yang terlihat masuk, tidak ada satupun dari mereka yang benar-benar terlihat kembali keluar. ....- Benar sekali mas, dulu setiap tahun selalu ada orang yang masuk kedalam rumah Van Hosh, tapi kami tidak pernah melihat ketika orang tersebut keluar. Kebanyakan sih mereka orang asing dari luar daerah.  Jadi kami tidak mengenalnya. Warga....Bismillahirrohmanirrohim..                      SEKTE  KANIBAL                              ( Semua Nama, Tempat, dan Tokoh dalam cerita ini disamarkan, Mohon Maaf bila ada kesamaan)...Bandung, 1985 16.30 WIB....Kamu yakin mau kesana, nanti kalau gak ketemu bagaimana ? Ucap bi Marlin yang waktu itu mencoba mencegah kepergian Asih.Sudah tidak ada pilihan lain bi, sebelum aku diusir mending aku cari orang tuaku jawab Asih pelan dengan mulai memasukan bajunya satu persatu.Melihat semua itu, bi Marlin yang sebelumnya bersikukuh melarang Asih pergi, waktu itu seketika diam dengan terus memperhatikan wajah Asih yang sesekali terlihat meneteskan air mata.Dan Puncaknya, beberapa saat setelah itu, Bi Marlin pun terlihat berdiri dan mengambil sebuah kartu nama yang terlihat sudah sangat lama bentuknya.Bibi gak tau apa mereka masih hidup, tapi kamu bisa mulai mencarinya dari sini ucap bi Marlin dengan memberikan kartu nama lama tersebut yang sepertinya, Kartu nama lama tersebut berisikan sebuah alamat rumah.Dan tidak berhenti disitu saja, bi Marlin juga memberikan sedikit Uang saku sebagai bentuk kasih sayang karena selama ini, Asih sudah bi Marlin anggap sebagai anaknya sendiri.Terimakasih banyak ya bi, aku janji, kalau semua ini sudah berakhir, aku pasti akan kesini lagi mengunjungi bibi ucap Asih pelan dengan wajah cantiknya yang sepertinya tidak akan pernah bisa bi Marlin lupakan.Iyasudah, kalau sudah ketemu rumahnya, segera kabari bibi ya, biar bibi tidak cemas. Dan kalau sampai 1 tahun lamanya kamu tidak ada kabar, bibi akan cari kamu sampai ketemu. Wasiat dari ayahmu, aku harus menjagamu dengan hidup dan matiku Jawab Bi Marlin dengan air mata yang juga terlihat mulai menetes dipipinya....Puncaknya, Sore itu tepat pukul 16.30 WIB. Dengan keadaan gerimis, Asihpun meninggalkan rumah dan mulai berjalan menuju terminal yang memang berada tidak jauh dari rumah bi Marlin tersebut.Sore itu, Asih benar-benar seorang diri menuju ke salah satu daerah yang ada di Yogjakarta.Hal itu, sengaja dia lakukan karena selama tinggal dibandung, dia mendapatkan intimidasi yang cukup keras dari saudara-saudara tirinya.Hingga akhirnya, Berbekal alamat yang diberikan oleh bi Marlin, Besar harapan Asih di Yogjakarta nanti, dia bisa bertemu dengan ibu Kandungnya.....Jika mengenang cerita perjalanan hidup keluarga Asih, sebenarnya bisa dibilang cukup memilukan, seluruh keluarganya kocar kacir tidak karuan karena gosipnya, keluarga Asih saling berebut harta warisan, dan ada rumor yang santer beredar, jika keluarga Asih menyembah setan.Orangtua Asih berpisah dan ada beberapa saudara kandung orang tuanya yang menghilang dan bahkan ada yang menjadi kurang waras, seolah membuktikan jika masa lalu keluarga Asih, sepertinya tidak layak jika harus diceritakan....Dan singkat cerita, setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, Waktu itu Asih sampai di Yogjakarta sekitar dini hari.Berbekal sebuah kartu nama, Asih memulai perjalannya mengitari kota Jogja yang akhirnya, tepat pukul 04.00 dinihari, Asih sampai dan berhenti tepat didepan sebuah gerbang rumah besar yang jika dilihat dengan lebih teliti lagi, Rumah besar tersebut sepertinya adalah rumah besar milik orang belanda.Dan tanpa memperdulikan semua itu, Asihpun mulai berteriak memanggil manggil penghuninya dengan besar harapan, Agar Asih bisa segera dibukakan pintunya.Permisi...hallo...pak...buk teriak Asih dengan terus menatap bangunan rumah besar tersebut yang memang masih terlihat gelap.Dan disitulah, ditengah-tengah Asih masih terus berteriak, Tiba-tiba pandangan Asih teralihkan dengan adanya beberapa orang warga yang menatapi Asih dari kejauhan.Tapi anehnya, masih saja Asih ingin menyapa warga untuk sekedar bertanya, warga tersebut malah seketika terlihat berlari dengan menatap wajah Asih dengan cukup aneh.Dan tanpa memperdulikan semua itu, Asihpun kembali berteriak memanggil manggil penghuni rumah dengan fikiran yang mulai cemas tidak karuan.Hmmmm, apa gak salah nih rumah nya ya ? Fikir Asih dengan matanya yang melirik kearah bangunan rumah besar tersebut.Permisi.....pak...bu... Teriak Asih berkali kali.Namun sayangnya, sudah sangat lama Asih berteriak, Asih tak Kunjung mendapatkan jawaban.Waduh sepertinya mereka masih tidur, ini kan masih jam 4 pagi fikir Asih dengan perasaan yang sudah mulai kelelahan karena sebelumnya, dia sudah cukup lama berada diperjalanan.Hingga akhirnya, ketika Asih masih kebingungan, tiba-tiba ada suara langkah kaki dengan sedikit berlari yang sepertinya, orang tersebut sebelumnya mendengar suara teriakan Asih.Plek,plek,plek,plek,plekNampak kakek tua yang terlihat mendekati Asih.Sinten njih...(siapa ya). Jawab orang tersebut yang jika dilihat lagi, orang yang menjawab teriakan Asih tersebut adalah seorang kakek kakek tua.Anu pak, saya Asih dari Bandung, mau minta tolong. Ucap Asih terbata bata.Asih, anaknya pak William ? Ucap Kakek tersebut keras dengan matanya yang seolah terkejut menatap wajah Asih.Iya pak jawab Asih jelas.Dan anehnya, tanpa banyak bicara lagi, kakek kakek tua tersebut seketika membuka pintu gerbangnya dengan langkah yang tergesa gesa seolah kedatangan Asih memang sudah ditunggu sejak lama.Masuk non masuk,,,,ayo silahkan masuk ucap kakek tua tersebut sembari terlihat tergesa gesa membuka pintu gerbangnya.Setelah pintu gerbang terbuka lebar, langkah kaki Asihpun seketika mulai berjalan masuk memasuki area taman depan rumah yang terbilang cukup lebar.Air mancur kecil ditambah pohon dan bunga yang terlihat tertata rapi, seketika membuat perasaan Asih bertanya tanya tentang siapa pemilik rumah tersebut.Besar banget ya rumahnya, halamannya saja luas, pasti yang punya rumah ini orang kaya fikir Asih dengan terus melangkahkan kakinya perlahan dan tidak berhenti menatap sekitar.Non Asih Lupa ya dengan rumah ini, kok kelihatannya bingung begitu ucap kakek tua tersebut memulai obrolan sambil berjalan tepat didepan Asih.Heheh, saya tidak mengerti maksud kakek. Maaf kek, kakek kok kenal saya ? Tanya Asih polos.Sudah, Besuk saja saya jelaskan, sekarang lebih baik Non Asih Istirahat saja dulu, sepertinya non asih kelelahan, tuh wajahnya pucet banget heheheh. imbuh Kakek tua tersebut jelas tanpa menjawab perkataan Asih.Tapi ini benar kan kek, saya takut salah alamat, saya cuma mau cari ibu saya, namanya bu Retno Sahut Asih penasaran.Benar non, sudah besuk saja ya non saya ceritakan semuanya jawab kakek tersebut sembari mulai membuka pintu utama rumah besar tersebut yang ternyata, setelah pintu utama terbuka, Asih tidak melihat adanya siapapun yang ada dirumah tersebut.Keadaan rumah benar-benar kosong dengan hanya ada meja kursi, perabotan, serta lukisan-lukisan belanda yang terlihat masih rapi dan terjaga.Dan tanpa memperdulikan semuanya, Asihpun terus saja berjalan kearah salah satu kamar yang ada didalam rumah tersebut.Silahkan Istirahat dulu ya Non ucap kakek tersebut sembari mempersilahkan Asih untuk masuk kedalam salah satu kamar yang ada didalam rumah tersebut.Dan singkat cerita, karena keadaan Asih yang bisa dibilang kelelahan, akhirnya Asihpun memilih untuk menuruti ucapan kakek tersebut agar dia tidak terlalu banyak pertanyaan.Disitu, Asih seketika berbaring dan memejamkan mata sembari perasaannya yang bisa dibilang sudah sedikit lega....Singkat cerita,...Tepat pukul 15.00 WIB, Asih yang bisa dikatakan telah tidur seharian, Waktu itu akhirnya terbangun.Setelah dia Bangun, diapun berjalan keluar dari kamar tidurnya dan terus kearah teras rumah agar dia bisa sedikit menghirup udara segar.Sesampainya di teras, Asihpun duduk disalah satu kursi teras dengan tatapan matanya yang mengarah kearah kakek tua yang terlihat sedang merawat tanaman yang ada dihalamannya.Melihat Asih yang sudah bangun dari tidurnya, akhirnya kakek tua tersebut terlihat seketika menghampiri Asih yang saat itu duduk diteras rumah.Non Asih, bagaimana, nyenyak ya tidurnya hehehe ucap kakek tua tersebut.Iya kek, terimakasih banyak ya jawab Asih sopan.Heeee, non Asih sudah bangun....silahkan Non ini minuman hangat dan makanannya sahut ibu-ibu paruh baya yang tiba-tiba datang mengejutkan Asih dari dalam rumah.Mengetahui hal itu, Asihpun kembali terkejut dengan perasaan yang masih kebingungan tidak karuan.Oh, iya, iya, terimakasih jawab Asih terbata-bata.Aku kaget loh, kata Narto non Asih pulang tadi pagi..hmmm seneng banget deh  rasanya, bisa ketemu non Asih lagi imbuh ibu paruh baya tersebut menambahkan. Narto ?, Beliau siapa ya bu jawab Asih sambil meminum minuman hangatnya.Oh, iya belum kenal ya atau lupa hehehe.. kakek ini, namanya Narto, beliau tukang kebun rumah ini dari dulu, dan saya panggil saja mbok Ginem, saya yang rawat non Asih dari kecil loh terang ibu-ibu paruh baya tersebut yang memperkenalkan dirinya dengan nama mbok Ginem sembari mulai menjelaskan dengan tangannya yang menunjuk kearah kakek tua yang ada tidak jauh dari Asih yang ternyata, kakek tua yang sebelumnya membukakan pintu gerbang  tersebut bernama NartoO begitu ya bu, hehehe, iya nek, maaf saya benar-benar tidak tau sama sekali. Ngomong-ngomong, ibu masih muda kok minta dipanggil nenek sih hehehe ucap Asih polos.Tidak apa apa, Panggil saja nenek non, sebab usia saya jauh lebih tua dari siapapun heheheh. Oh iya, Dulu, sejak kecil Non Asih memang tinggal dirumah ini, tapi setelah orangtua non Asih cerai, non Asih langsung dibawa ke bandung oleh pak William. Padahal sebenarnya, dulu bu Retno mati-matian menyembunyikan non Asih, tapi akhirnya, non Asih tetap dibawa pak William ke Bandung terang Narto mulai menceritakan.Mungkin, banyak sekali pertanyaan yang akan non Asih tanyakan, tapi percayalah, kami disini sudah menunggu lama kedatangan non Asih. Imbuh mbok Ginem pelan.Mohon maaf, saya sebenarnya masih bingung dengan apa yang kalian ceritakan, yang saya tau, dulu saya besar di Bandung, dan setelah ayah meninggal beberapa tahun yang lalu, saya dikucilkan oleh saudara-saudara tiri saya yang akhirnya, saya memutuskan untuk kesini mencari ibu kandung saya terang Asih menjelaskan.Hmmm, jadi pak William sudah meninggal ya, pantesan Wilujeng katanya sekarang sudah sulit ditenangkan ucap Narto pelan dengan tatapan matanya yang menatap kearah mbok Ginem.Orang tuaku sekarang dimana ya mbah sahut Asih kembali menanyakan keberadaan orang tuanya.Bu Retno masih keluar ke kulon Progo, mungkin lusa beliau pulang, sebenarnya rumah ini sudah tidak ditempati lagi karena semua penghuninya sudah mati, tinggal bu Retnolah yang masih hidup dan sampai saat ini, beliau masih berusaha untuk melawan kutukan ucap mbok Ginem jelas.Hah kutukan ! Sahut Asih terkejut.Mendengar hal itu, Narto terlihat seketika melotot kearah mbok Ginem yang sepertinya, mbok Ginem kebablasan mengucapkan perkataan yang tidak seharusnya diceritakan.Dan tanpa menjawab perkataan Asih, mbom Ginem terlihat kebingungan yang akhirnya, beliaupun berjalan pergi dengan dalih ingin segera menyiapkan makan malam.Eh, sudah sore, mbok mau masak dibelakang dulu ya Non untuk makan malam nanti. Non Asih tenang saja, Lusa ibu Retno sudah pulang kok, pasti bu Retno seneng banget kalau tau non Asih sudah kembali kerumah ini ucap mbok Ginem dengan beliau yang melangkah pergi meninggalkan area teras rumah.Dan singkat cerita, setelah obrolan mereka sore itu, Asihpun berjalan masuk kembali kedalam rumah agar dia bisa segera mandi dan membersihkan diri.Tapi anehnya, ketika Asih masih berjalan ke arah kamar mandi, pandangan Asih tiba-tiba teralihkan dengan adanya lukisan yang memperlihatkan seluruh keluarga besar yang sepertinya, semua orang didalam lukisan tersebut, dulu tinggal dirumah itu.Hal itu, dikuatkan selain adanya beberapa orang belanda, nampak juga terlihat Pak William yang yang sedang menggendong bayi.Namun anehnya, tidak hanya satu bayi, didalam lukisan tersebut, ada beberapa bayi lengkap dengan orang belanda, orang pribumi dan beberapa orang lainnya.Mengetahui semua itu, Asihpun seketika berhenti dari langkahnya dan terus menatap kearah lukisan tersebut.Dan disitulah, belum selesai Asih memperhatikan, tiba-tiba Asih kembali dikejutkan oleh tepukan pundak dari mbok Ginem.Nah, itu foto keluarga non, itu ada bapak dan ibu non Asih, nyonya Van Dam beberapa anaknya juga semuanya ada dilukisan itu terang mbok Ginem sambil menunjuk satu persatu orang yang ada didalam lukisan tersebut.Terus dua bayi itu siapa..tanya Asih memotong ucapan mbok GinemYang digendong pak William itu non Asih, dan yang digendong bu Retno itu Wilujengjelas mbok GinemNamun Sayangnya, belum selesai mbok Ginem menjelaskan, tiba-tiba mbok Ginem dan Asih mendengar suara teriakan dari luar yang setelah didengar dengan lebih teliti lagi, suara teriakan tersebut adalah suara teriakan Narto Mbooooook, ibuk pulang " teriak Narto dengan mulai terlihat kesulitan membuka pintu gerbang yang mulai rusak rodanya.Mendengar suara itu, Asih dan mbok Ginem seketika berjalan cepat kearah luar rumah dengan perasaan Asih yang terbilang cukup deg-deg an.Semua itu, tentu saja dibilang wajar karena sudah sejak lama, Asih tidak lagi bertemu dengan orang tuanya..  unlock for full story
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan