
Alas Gumitir,
jika mendengar nama Alas Gumitir, mungkin seketika fikiran kita akan mengarah ke sebuah jalur hutan yang menjadi penghubung antara Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi.
Bukan sebuah jalur biasa, di sepanjang jalur tersebut kita akan dihadapkan dengan medan yang cukup ekstrem mulai dari tikungan tajam hingga tanjakan yang sangat curam.
Oleh karena itu banyaknya kasus kecelakaan di jalur tersebut rasanya sudah menjadi hal yang biasa terjadi ditambah sejak dulu jalur alas gumitir memang...
7,022 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
21+ POCONG KEMBAR (Full Story)
5
0
Pocong kembar ….Bojonegoro 01.25 dinihari …Dep,dep,dep,dep,depPak, bangun pak, diluar ada suara itu lagiucap Ningrum pelan dengan tubuhnya yang sudah mulai gelisah kebingungan.Sudah jangan dihiraukan, nanti juga hilang sahut Atmojo dengan tidak sedikitpun membuka mata ataupun memperdulikan.Merasa tidak dihiraukan oleh suaminya Ningrum seketika kesal, dia bangun dari tidurnya lalu dengan perlahan dia mulai melangkahkan kakinya kearah pintu kamar tidurnya.Mengetahui tingkah istrinya, Atmojo seketika menghentikannya, matanya melotot dengan nada suara yang sedikit di kencangkan.Kamu mau kemana ! Ucap Atmojo kencang.Aku mau lihat keluar pak, suaranya kayak dari samping rumah jawab Ningrum Polos.Jangan ngawur, cepat balik ke ranjangmu, tidur saja gak usah macam-macam. Bahaya, Kamu tidak tau apa yang ada diluar sana jawab Atmojo seolah menyiratkan jika sebenarnya dirinya sedang menyembunyikan sesuatu dan sudah mengetahui semuanya.Melihat tingkah suaminya yang terkesan aneh, Ningrum seketika berjalan mendekati Atmojo, dengan duduk disampingnya dia mulai menatap tajam mata Atmojo.Apa yang kamu sembunyikan dariku pak, apa yang sebenarnya terjadi didalam rumah ini, sahut Ningrum dengan raut wajah yang terlihat serius.Kamu ini ngomong apa, aku tidak mengerti jawab Atmojo berbelit belit.Aku hidup denganmu sudah puluhan tahun, aku hafal betul tingkah dan kepribadianmu, aku tau kalau kamu sekarang sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Sudah jangan bohongi aku, katakan sejujurnya ada apa sebenarnya bentak Ningrum dengan nada yang terdengar lebih kencang.Mendengar suara Ningrum, Atmojo semakin murka, di membentak balik Ningrum dengan sesekali melebarkan matanya.Kamu ini susah dibilangin, kalau aku bilang gak tau ya gak tau, jangan ngomong macam-macam sahut Atmojo semakin kencang.Dan Disitulah, belum selesai mereka berdebat tiba-tiba dari arah dalam rumah, mereka mencium aroma minyak serimpi.Selain minyak serimpi, mereka juga mencium aroma bunga melati yang diselingi dengan suara benturan yang terdengar sudah semakin jelas tak berhenti.Dep,dep,dep,dep,dep,depMerasakan semua itu Atmojo seketika terkejut, matanya melotot dan dengan cepat, dia menarik selimutnya lalu mengajak Ningrum untuk segera berbaring diatas lantai kamar tidurnya.Ayo cepat, kita malam ini tidur diatas lantai saja, jangan diatas ranjang Ucap Atmojo terbata bata.Dengan terus memperhatikan tingkah aneh suaminya, Ningrum waktu itu hanya diam, fikirannya masih penasaran dengan tatapan matanya yang terus saja menatap wajah Atmojo yang saat itu terlihat benar-benar ketakutan.Singkat cerita, dengan tidak ingin melanjutkan perdebatan, Ningrum pun ikut berbaring diatas lantai sembari sesekali kembali melihat raut wajah Atmojo yang terlihat terus menatap kesana dan kemari.Dia sembunyikan apa ya dariku, fikiranku kok jadi gak enak gini, masak sih gosip diluar sana benar adanya fikir Ningrum.Disisi lain, suara dan aroma melati dirumah tersebut masih saja tercium dan didengarkan.Tidak hanya itu, sesekali Ningrum juga mendengar adanya suara rintihan seorang laki-laki yang terdengar sangat memilukan.Selain terdengar dengan cukup kencang suara tersebut terdengar dari arah samping kamar tidurnya yang tidak lain dan tidak bukan, disamping kamar tidurnya adalah kamar anaknya yang sudah meninggal dunia.Bahkan, jika didengar dengan lebih teliti lagi, suara rintihan tersebut tidak berasal dari satu orang melainkan dari dua orang.Hiiiii,,hhhiikks, hiiik, hikksKarena naluri seorang ibu yang bisa dikatakan sangat kuat, Ningrum saat itu benar-benar bisa merasakan jika sumber suara tersebut seperti suara dari anaknya yang sebelumnya telah meninggal dunia.Tenang ya nak, ibu sama bapak akan terus doain kalian ucap Ningrum dengan mulai meneteskan air mata.Puncaknya, dengan merasakan semua keanehan tersebut, malam itu Ningrum dan Atmojo perlahan mulai mencoba memejamkan matanya.Dengan pikiran sedih bercampur ketakutan Ningrum tetap memejamkan mata dengan mencoba kembali mengikhlaskan kepergian anaknya.Disaat itulah ketika Ningrum sudah pulas dalam tidurnya, Atmojo tiba-tiba dikejutkan dengan adanya dua sosok pocong yang terlihat sedang duduk diatas ranjangnya.Tidak sekedar duduk, ke dua pocong tersebut nampak diam sambil terus memperhatikan posisi tidur Atmojo dan Ningrum.Puncaknya, Dengan mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap ditambah raut wajah pocong tersebut yang sudah sangat hancur sudah cukup membuat Atmojo waktu itu benar-benar ketakutan.Tubuhnya bergetar hebat, keringatnya bercucuran dengan jantungnya yang sudah berdetak tidak beraturan.Disela sela menahan nafasnya, Atmojo masih sempat berfikiran jika kedua sosok pocong tersebut bukanlah anak-anaknya.Gak mungkin pocong itu anakku fikir Atmojo dengan menahan diri yang sudah bergetar sedari tadi.Dan dengan terus menguatkan semua ketakutan tersebut, Atmojo meremas selimut lalu kembali memejamkan matanya sembari terus berdoa sebisanya.Namun sayangnya semuanya tidak berhenti disitu saja.Masih ditemani kedua sosok pocong disampingnya, Atmojo tiba-tiba mendengar suara pelan yang terdengar disela sela telinganya.Tidak sekedar membisikan, suara tersebut terdengar seperti sebuah ancaman.Tumut kulo wangsul nggeh, kulo ten mriki bade mapak panjenengan. (Ikut aku pulang ya, aku disini mau jemput kamu). bisik suara tersebut terdengar berulang ulang.Mendengar hal itu Atmojo rasanya sudah sampai pada batas ketakutannya, dia berdoa sebisanya dengan sesekali memandangi Ningrum yang waktu itu masih pulas dalam tidurnya.Hingga akhirnya setelah beberapa saat kemudian, kedua pocong tersebut tiba-tiba menghilang begitu saja.Ceceran tanah dilantai kamarnya yang terlihat tiba-tiba ada juga seolah semakin membuktikan jika kedua pocong yang barusan dia lihat bukan hanya perasaannya saja, melainkan benar-benar penampakan yang sangat nyata.Ternyata benar, selama aku tidur diatas lantai seperti ini, pocong itu tidak akan bisa menyakitiku fikir Atmojo dalam hati lalu diapun kembali memejamkan matanya.Singkat cerita, dengan bertahan dengan semua keadaan mengerikan tersebut malam itupun akhirnya berlalu begitu saja.Keesokan harinya Atmojo terbangun karena tiba-tiba dia mendengar suara Gedoran pintu utama rumahnya yang terdengar sedang digedor oleh seseorang.Tidak dengan gedoran biasa, gedoran pintu rumah tersebut terdengar kencang dengan suara yang terdengar sangat memaksa.Dok,dok,dok,dok,dok..pak, pak Atmojo pak, buka pak teriak suara orang berulang ulang.Mendengar hal itu, tentu saja dengan cepat Atmojo berjalan cepat kearah pintu utama rumahnya dengan diikuti Ningrum yang tidak jauh berada dibelakangnyaAda apa ya pak, pagi-pagi begini kok gedor rumah orang, kayaknya diluar itu suara Jatmiko deh ucap Ningrum kebingunganTanpa menjawab ucapan istrinya, Atmojo seketika membuka pintu utama rumahnya yang ternyata, dibalik pintu rumahnya tersebut adalah Jatmiko, salah satu warga desa sekaligus teman dekat Atmojo.Ada apa, ucap Atmojo kencang.Pak Broto teriak-teriak, kayaknya dia lagi sakaratul maut. Bantu bimbing dia biar lancar ucap Jatmiko terbata bata.Kenapa harus aku, kan ada istri dan anak-anaknya. Sahut Atmojo beralasan.Tadi pak Broto sebut-sebut namamu, dia minta aku memanggilmu, sepertinya dia minta kamu yang bimbing, ayo cepat keburu telat ucap Jatmiko lalu dengan sigap dia menyeret tangan Atmojo untuk segera datang kerumah pak Broto.Tidak sempat menjawab ucapan, Atmojo pagi itu berjalan cepat kearah rumah pak Broto dengan sesekali melirik kearah depan rumahnya yang pagi itu, dia tiba-tiba melihat ada banyak sekali ceceran potongan bunga melati.Dan tanpa memperdulikan semua itu Atmojo terus saja melanjutkan langkahnya menuju rumah Pak Broto.Sesampainya dirumah pak Broto tentu saja Atmojo seketika terlihat terkejut, entah apa yang sedang dia lihat, yang jelas raut wajahnya menyiratkan jika pagi itu dia sedang melihat sesuatu.Padahal semua pun tau dirumah pak Broto saat itu tidak ada orang selain anak dan istrinya yang terus menangis tersedu sedu.Singkat cerita, Dengan duduk jongkok disamping tubuh pak Broto, Atmojo memegang tangan pak Broto lalu dengan pelan dia mulai membisikan kalimat syahadat secara berulang ulang.La, illa ha illallah......ayo pak ulangi setelah aku..la illa ha illallah ucap Atmojo terbata bata.Namun anehnya bukannya mengikuti ucapan Atmojo, pak Broto pagi itu berkata seolah menyampaikan sebuah pesanPocong iku teko kene, arek e njaluk rewang, golekno rewang 7, lek gak kok golekno, akeh nyowo seng bakal e mati. (Pocong itu dari sini, dia minta teman, carikan teman 7 orang, kalau tidak kamu carikan, banyak nyawa orang yang tidak bersalah akan melayang ). Ucap pak Broto perlahan.Mendengar hal itu Atmojo terkejut, matanya melotot dengan pandangannya seketika diarahkan kearah Ningrum yang pagi itu juga ada dirumah pak Broto.Pocong iku kembar. (Pocong itu kembar) Tutup pak Broto lalu beberapa saat kemudian pak Broto akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.Mendengar hal itu Atmojo seketika duduk bersimpuh, dia terus saja melotot seolah menyiratkan jika dia masih tidak percaya dengan omongan pak Broto.Di saat itulah Jatmiko yang sepertinya juga mendengarkan ucapan pak Broto Saat itu mendekati Atmojo, dengan kaki yang terlihat juga bergetar, Jatmiko menepuk pundak Atmojo sambil mengatakan beberapa perkataan.Sepertinya semua yang kita khawatirkan akan terjadi, kita harus bersiap siap sebelum semuanya terlambatucap Jatmiko lalu dengan pelan dia mulai meninggalkan Atmojo.Diiringi suara tangis dari anak dan istri pak Broto yang terdengar histeris, pagi itu Atmojo akhirnya berjalan keluar dari rumah pak Broto dengan tatapan matanya yang terlihat sudah sangat kosong.Tidak hanya melamun, saat itu Atmojo sesekali memandangi wajah Ningrum yang terlihat masih polos dan kebingungan.Sesampainya dirumah, Atmojo tidak kunjung mau berbicara, seharian dia terdiam dengan tidak sekalipun berpindah dari tempat duduknya.Suasana rumah Atmojo bisa dikatakan seketika hening, yang ada hanya kesunyian dengan tidak sedikitpun ada omongan.Disisi lain, tingkah aneh nampak dari Jatmiko dan keluarganya.Bukannya ikut membantu proses pemakaman pak Broto, Jatmiko hari itu malah terlihat hendak pergi meninggalkan rumahnya dengan membawa barang bawaan yang cukup banyak jumlahnya.Tidak hanya barang bawaan, anak dan istrinya juga terlihat terburu buru dan ketakutan yang akhirnya dengan terus dilihat oleh Ningrum dari kejauhan, keluarga Jatmiko hari itu benar-benar terlihat pergi meninggalkan desa.Mengetahui hal itu, Ningrum seketika curiga, setelah melihat kepergian Jatmiko dan keluarganya Ningrum kembali masuk kedalam rumahnya dan mulai mencoba mengajak ngobrol suaminya.Pak, apa kamu akan terus diam begini seharian ? Ucap Ningrum sambil duduk disamping Atmojo.Pak, jawab pak, jawab, dengan terus diam tidak akan menyelesaikan masalah imbuh Ningrum menekankan agar Atmojo mau segera bersuara.Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Ningrum akhirnya terus berusaha membuat Atmojo mau berbicara dengan segala bujuk rayunya.Pak, apa benar yang dikatakan pak Broto sebelum meninggal tadi ?, aku istrimu pak, kenapa kamu tidak pernah cerita kepadaku. Apa yang sebenarnya sudah kamu lakukan ? Ucap Ningrum berulang ulang.Karena mungkin merasa sudah terdesak, akhirnya Atmojo mengeluarkan beberapa perkataan yang bukannya memberikan jawaban, ucapan Atmojo tersebut malah terkesan membingungkan.Jika sampai terjadi apa-apa denganku, jual semua harta kekayaanku, hasil penjualannya peruntukan untuk membayar semua utangku. Sisanya berikan ke masjid atau orang-orang yang membutuhkan. Jangan sedikitpun memakan uang dari harta peninggalanku agar semua ini bisa berhenti. Untuk Rumah yang kita tempati saat ini jangan dijual, kamu boleh menempati sampai kamu tua nanti.
Selanjutnya turuti apapun kata Jatmiko, biar kamu dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dan yang paling terakhir, jangan mudah percaya dengan kata orang. Tutup Atmojo yang terdengar bukan seperti sebuah obrolan melainkan semua ucapannya seperti sebuah wasiat.Disitu Ningrum semakin kebingungan, dia mengerutkan dahinya lalu kembali menanyakan apa maksudnya.Apa yang kamu maksud, aku sama sekali tidak mengerti. Sahut Ningrum.Dan lagi-lagi, tanpa menjawab ucapan Ningrum, Atmojo waktu itu hanya diam lalu dengan langkah perlahan Atmojo mulai berjalan masuk kedalam kamarnya dengan tidak sedikitpun menghiraukan Ningrum seperti sebelumnya.Singkat cerita, karena merasa jika suaminya memang sulit diajak berkomunikasi, akhirnya Ningrum memilih untuk mulai bersiap-siap hendak pergi menghadiri acara pemakaman pak Broto.Dalam proses pemakaman pak Broto, Ningrum saat itu terlihat terkejut karena dia melihat jenazah pak broto terlihat gosong gosong padahal dia masih ingat, sebelumnya dia melihat keadaan tubuh pak Broto baik baik saja tanpa adanya tanda-tanda gosong ataupun lebam.Namun saat itu, ketika pak Broto sudah meninggal, jenazahnya tiba-tiba terlihat gosong di hampir seluruh bagian tubuhnya.Mengetahui hal itu, tidak hanya Ningrum, keluarga pak broto, saudara hingga semua orang yang menghadiri acara pemakaman tersebut tentu saja terheran heran dengan keadaan tubuh pak broto.Dengan terus memperhatikan semua keanehan tersebut, akhirnya proses pemakaman berjalan lancar dan sesuai syariat agama pada umumnya.Dan puncaknya hari itupun akhirnya berlalu begitu saja dengan kini tingkah Atmojo bisa dikatakan benar-benar sudah sangat berbeda dari biasanya.Atmojo benar-benar menjadi orang yang sangat pendiam dan tidak sekalipun mau berbicara dengan orang.Tingkahnya sesekali terlihat aneh seperti mulai gemar mengunyah bunga melati, puasa pati geni dan setiap malam, Atmojo selalu terlihat tidur diatas lantai dengan tidak mengenakan alas, bantal ataupun selimut sama sekali.Setiap Ningrum menanyakan apa yang sedang dia lakukan, Atmojo tidak pernah mau menjawabnya dan seolah, saat itu Atmojo sudah tidak menganggap Ningrum sebagai istrinyaWajah Cantik Ningrum yang memang cukup terkenal di desanya, saat itu seolah sudah tidak ada harganya dimata Atmojo.Dia seolah sudah tidak lagi memikirkan keluarganya dan entah apa yang ada di dalam pikirannya, yang jelas Atmojo saat itu sudah bukan Atmojo yang biasa dikenali.....Hingga akhirnya hari-haripun berlalu begitu saja.Tepat 7 hari setelah kematian pak Broto desa tiba-tiba digemparkan dengan berita tentang kematian Atmojo.Bukan kematian biasa, ketika ditemukan tubuh Atmojo terlihat sudah dalam keadaan gosong seperti orang yang terbakar bara api.Sama seperti tubuh pak Broto sebelumnya,
Separuh rambut Atmojo waktu itu malah terlihat sudah habis dengan sebagian tubuh benar-benar sudah menghitam.Ningrum yang notabennya adalah istri sekaligus satu satunya orang yang tinggal dengan Atmojo saat itu sama sekali tidak tau apa yang menjadi penyebab kematian Atmojo.Menurut pengakuannya, di malam sebelum kematian Atmojo, Ningrum tidak tidur bersama Atmojo karena permintaan dari Atmojo.Saat itu Ningrum tidur di kamar sebelah yakni kamar bekas anaknya.Namun disitu Ningrum masih sempat mendengar jika sepanjang malam, Ningrum mendengar suara Atmojo sedang bersenandung jawa.Seolah masih tidak percaya dengan kematian Atmojo, saat itu Ningrum terus saja menangis histeris menjerit dengan cukup sulit ditenangkan.Disisi lain, keadaan jasad atmojo yang terlihat gosong banyak orang menghubungkannya dengan kematian pak Broto sebelumnya.Sebagian warga menduga kematian mereka terjadi bukan karena penyakit saja, namun ada hal lain yang belum bisa dijelaskan secara logika.Dan singkat cerita akhirnya kabar tentang anehnya kematian Atmojo tersebut terdengar di telinga warga dan dengan cepat berita kematian Atmojo menyebar ke seluruh desa hingga keluar desa.Sejak kematian Atmojo kini Ningrum tinggal seorang diri didalam rumahnya.Rasa sedih karena ditinggal mati suaminya waktu itu mulai hilang berganti menjadi rasa ikhlas yang perlahan mulai mengisi hatinya.Hari demi hari dia lalui dengan menyandang status janda dengan tidak sedikitpun ada niatan untuk menikah atau mencari pengganti suaminya.Padahal nyatanya, saat itu perlahan banyak orang yang mulai mendekat karena merekapun tau, Ningrum adalah seorang wanita yang terkenal sangat cantik di desanya.Singkat cerita, tepat 40 hari setelah kematian suaminya, bukannya hidup tenang, kejadian aneh seolah malah mulai silih berganti datang menghampirinya.Nasi yang selalu membusuk, hewan rumahan hingga hewan peliharaan yang tiba-tiba mati mendadak, ditambah aroma minyak serimpi yang setiap malam dia cium dan dia rasakan, seolah menjadi tanda jika sebenarnya Ningrum sedang berhadapan dengan suatu hal yang belum bisa dijelaskan.Jatmiko yang sebelumnya menghilang waktu itu juga tiba-tiba kembali pulang kerumahnya.Tidak sekedar pulang, beberapa lama setelah itu Jatmiko terlihat sering berjalan kearah area belakang rumah Ningrum dan terlihat menancapkan dua payung kecil berwarna hijau yang jika dilihat dengan lebih teliti lagi payung tersebut adalah payung kematian.Tidak sekedar payung, dibawahnya juga nampak lengkap beberapa sesajen yang terlihat sudah rapi.Seolah sudah diperintahkan oleh seseorang tingkah Jatmiko saat itu benar-benar terlihat sudah diarahkan.Karena ingat dengan perkataan almarhum suaminya, Ningrum waktu itu hanya diam dengan sesekali melihat aktivitas Jatmiko yang memang mencurigakan.Setiap senja datang Jatmiko selalu mengganti sesajen dan membersihkan kedua payung hijau tersebut di area belakang rumah ningrum.Dan seperti biasanya tanpa menyapa ataupun berbicara dengan Ningrum Jatmiko langsung kembali pulang kerumahnya jika semua urusannya sudah selesai.Mengetahui hal itu tentu saja meninggalkan pertanyaan sendiri bagi Ningrum,Meski perintah almarhum Atmojo agar Ningrum menuruti semua permintaan Jatmiko, namun menurut Ningrum apa yang sebenarnya terjadi, Ningrum saat itu juga berhak untuk tau.Karena rasa penasaran yang sudah tidak terbendung lagi, akhirnya sesekali Ningrum menanyakan tentang apa maksud dari kegiatan Jatmiko tersebut.Namun disitu bukannya memberikan jawaban, Jatmiko berdalih jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan yang dia lakukan hanyalah sebuah tradisi yang harus terus dilestarikan.Mbak Ningrum gak usah mikir aneh-aneh, aku setiap hari ke area belakang rumah mbak ningrum itu cuma ganti sesajen dan bersihin area pemujaan saja, itu semua aku lakukan untuk menghormati leluhur ucap Jatmiko setiap kali Ningrum bertanya.Singkat cerita karena tidak kunjung mendapat jawaban, akhirnya Ningrum mencoba tidak lagi menghiraukan tingkah Jatmiko dengan kini dia berusaha fokus untuk menata hidupnya saja.Hal itu memang sengaja dia lakukan karena diapun tau, sejak kematian Atmojo, saat itu Ningrum harus bisa hidup mandiri.Tapi sayangnya, semuanya tidak berjalan sesuai rencananya, kehidupan yang sudah diliputi keanehan, saat itu seolah semakin menjadi jadi setelah dia tau, jika ternyata ada dua pocong yang terus mengikutinya setiap malam.Tidak hanya itu, Jatmiko yang setiap hari lewat dan memandang Ningrum, lama kelamaan terlihat benar-benar semakin mencurigakan.Pandangan matanya saat itu sudah tidak seperti biasa lagi, Jatmiko sering kali memandangi Ningrum dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.Bahkan tidak jarang Jatmiko tiba-tiba mengejutkan Ningrum dirumahnya dengan gelagat seperti orang yang mau berbuat macam macam.Jemuran celana dalam Ningrum saat itu juga sudah sering hilang ketika dijemur dan tidak pernah ada satupun orang asing yang sering wara wiri di area belakang rumah selain Jatmiko.Karena perasaan Ningrum semakin khawatir akhirnya sore itu ketika Jatmiko membersihkan Tempat sesajen, Ningrum menghampirinya dan mencoba kembali menanyakan apa maksud semua tindakannya tersebut.Sudah lama setelah Atmojo pergi, kamu masih terus saja menaruh sesajen disini, mau sampai kapan kamu akan melakukan hal seperti ini tanya Ningrum pelan.Selamanya ucap Jatmiko singkat dengan tangannya yang terus saja membersihkan kedua payung kematian tersebut.Semua yang kamu lakukan ini apa ada hubungannya dengan pocong ?, tanya Ningrum tanpa basa basi.Dengan tidak menjawab pertanyaan Ningrum, Jatmiko hanya diam dengan terus menundukkan kepalanya.Kalau kamu terus seperti ini, semuanya tidak akan ada ujungnya, tapi...Terror ini tidak akan berhenti sampai semua anggota keluarga Atmojo habis Sahut Jatmiko memotong ucapan NingrumMendengar hal itu, tentu saja Ningrum seketika terkejut, matanya terbelalak dengan raut wajah yang terlihat kebingungan.Maksudmu apa ?, terror apa maksudnya Tanya Ningrum.Kamu gak tau apa yang sedang mengintaimu, aku melakukan semua ini agar kamu tetap aman, Atmojo yang memerintahkan ku. Sebenarnya, di rumahmu ini ada dua pocong kembar hasil pesugihan yang dilakukan Atmojo selama hidupnya, aku saksi hidupnya, Kalau mbak Ningrum mau semuanya selesai, mbak harus mau melakukan ritual pembebasan ucap Jatmiko kencang.Mendengar hal itu, Ningrum seketika lemas, dia duduk di kursi kayu belakang rumahnya sembari kembali mengingat suaminya.Kalau semua ucapanmu benar, ayo kita lakukan, kenapa kamu harus setiap hari seperti ini, kan mending kita ritual agar semua ini bisa segera berakhir ucap Ningrum jelas.Tidak semudah itu, di dalam ritualnya kamu harus berhubungan badan denganku ucap Jatmiko singkatDisitu Ningrum seketika terkejut dia dengan tegas menolak tawaran Jatmiko dan menganggap jika semua omongan Jatmiko hanyalah omong kosong dan bualan belaka agar dia bisa tidur bersama Ningrum.Dengan tidak menghiraukan Jatmiko lagi, Ningrum akhirnya kembali masuk kedalam rumahnya dan menutup dengan kencang pintu belakang rumahnya.Andai kamu bukan sahabat almarhum suamiku pasti mulutmu sudah ku sobek ucap Ningrum dengan menatap sinis wajah Jatmiko.Singkat cerita akhirnya hari-haripun berlalu begitu saja.Sekitar 3 hari setelahnya,Jatmiko yang biasanya selalu terlihat ketika senja, hingga larut malam jatmiko tak kunjung terlihat datang di area belakang.Mengetahui semua itu, Ningrum mencoba cuek karena diapun tau, sepanjang hari di desanya memang sedang diguyur hujan.Karena hawa dingin yang semakin menyerang Ningrum akhirnya memilih untuk tidur lebih awal karena Ningrum terlihat kelelahan setelah beraktivitas seharian.Namun sayangnya, belum lama Ningrum lelap dalam tidurnya, tiba-tiba dia terbangun karena dia mendengar suara benturan yang sepertinya sudah pernah dia dengarkanDeb,deb,deb,deb,deb,debMendengar hal itu Ningrum seketika terkejut, matanya melotot dengan seluruh tubuh yang mulai bergetar ketakutan.Ini kan suara yang dulu pernah kudengar, kenapa sekarang ada lagi ya fikir Ningrum kebingungan.Karena ingat akan kebiasaan suaminya, ketika suara tersebut terdengar, Ningrum seketika turun dari ranjangnya dan tidur diatas lantai dengan tidak sekalipun mengenakan alas.Dengan suara yang semakin terdengar mendekat, rasa takut Ningrum waktu itu seolah tidak lagi bisa jika harus diceritakan.Deb,deb,deb,deb,deb,debYa allah sebenarnya apa yang sedang terjadi dirumah ini fikir Ningrum.Disitulah disela sela Ningrum mendengar suara benturan tersebut, dia mencium aroma minyak serimpi, aroma bunga melati dan aroma kemenyan yang tercium tidak beraturan.Karena fikiran yang tidak enak, akhirnya Ningrum bangun dari tidurnya dan memilih untuk menyalakan semua lampu rumahnya agar dia bisa dengan jelas memandang sekitarnya.Namun anehnya, belum lama Ningrum duduk, tiba-tiba Ningrum melihat kedatangan Jatmiko dari arah pintu belakang rumahnya.Tidak sekedar datang, malam itu Jatmiko terlihat mendekat perlahan dengan sesekali tersenyum mencurigakan.Kamu kok malam-malam masuk rumah orang, apa yang mau kamu lakukan ucap Ningrum kencang karena saat itu dia melihat Jatmiko sudah tidak mengenakan pakaian alias telanjang.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan