MENIKAH DENGAN SETAN (FULL STORY )

1
4
Terkunci
Deskripsi

Cerita ini, adalah sebuah cerita yang cukup berkesan bagi kami,

Karena selain proses penyelesaiannya yang cukup lama, cerita ini benar-benar sebuah cerita yang sangat berbeda dari cerita-cerita yang sudah Lakon Story bagikan sebelumnya.

Disini, selain terror yang sebenarnya telah dialami oleh semua warga desa, akhirnya kami berhasil menyelesaikannya dari sudut pandang yang berbeda.

Dan benar,

Cerita ini adalah untuk pertama kalinya kami membagikannya dari sudut pandang orang ketiga karena kamipun tau,...

5,073 words

Unlock to support the creator

Choose Your Support Type

Paket
80 konten
Akses seumur hidup
5,000 (IDR 500,000)
Post
1 konten
Akses seumur hidup
200 (IDR 20,000)
Berapa nilai Kakoin dalam Rupiah?
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya PENULIS HANTU FULL STORY
0
0
tok tok tok tok tok tok tok suara ketukan pintu kamarku yang waktu itu terdengar diketuk dari luar oleh seseorang dengan ketukan yang sangat cepat.Mendengar hal itu, aku yang sebelumnya duduk fokus menatap layar ponselku, malam itu seketika terkejut lalu berdiri untuk membuka pintu kamarku.Setelah pintu kamarku terbuka, malam itu akupun seketika melihat ibuku yang ternyata sedang berdiri dan memperhatikanku dengan tatapan yang terlihat cukup aneh.Kowe lapo. (Kamu ngapain). Ucap ibuku dengan matanya yang sesekali melirik kearah dalam kamar tidurku.Mboten lanopo i buk, kulo nulis ceritone pak Mansyur seng ndek ingi dereng rampung. (Saya gak ngapa-ngapain i bu, saya cuma nulis ceritanya pak Mansyur yang kemarin belum selesai). Ucapku pelan dengan pintu kamarku yang kubuka lebih lebar agar ibuku juga melihat jika laptop didalam kamarku masih menyala menandakan, jika malam itu aku memang sedang menulis cerita.Ibuk iki mau pas sholat tahajud, moro-moro mambu kembang sundel ndek omah iki. Pas Mari salam, aku lakok ketok ono wong wedok mlebu kamarmu, ibuk maro mlayu nututi lakok gaonok. Tak pikir samean macem-macem gowo arek wedok mlebu omah. Tapi lek tak delok, wedok e iki wes uwong, pikirane ibuk maleh gak penak. (Barusan, pas ibu sholat tahajud, ibu tiba-tiba nyium aroma bunga sedap malam didalam rumah ini. Dan setelah salam, ibu melihat ada perempuan masuk kedalam kamarmu. Seketika ibu berlari mengejarnya kesini kok gak ada. Ibu fikir kamu macam-macam berani masukin perempuan kedalam rumah. Akan tetapi, perempuan yang ibu lihat tadi sepertinya sudah dewasa, bahkan lebih tua dari ibu. Fikiran ibu jadi gak enak nih). Ucap ibuku jelas dengan perlahan berjalan menjauh dan duduk disalah satu kursi yang ada diruang tengah rumahku yang tentu saja tidak jauh dari kamar tidurku.Mengetahui hal itu, akupun seketika mengikuti langkah kakinya dan ikut duduk disalah satu kursi lainnya.Mosok se buk, samean ndelok ono wong wedok mlebu kamarku. (Masak sih bu, ibu lihat ada perempuan masuk kedalam kamarku). Tanyaku perlahan dengan perasaan yang mulai penasaran karena mulai pukul 9 malam tadi, aku sama sekali tidak membuka pintu kamar tidurku hingga saat ini, dinihari ini.Mbok wes ojo nulis-nulis ngono se le, fokus ae mbek penggaweanmu, semenjak samean seneng nulis ngeneki, ibuk gelek ketok barang seng gak-gak ndek omah iki. Tapi seng iki mau, ketok e genah mbek sue. Aku sampek melongo kok nguasno ne. Wong e gede duwur, rambut e dowo. (Mbok ya jangan nulis-nulis hal mistis kayak gitu lagi dong nak, fokus saja sama kerjaanmu. Semenjak kamu suka menulis seperti ini, ibu jadi sering sekali melihat hal-hal aneh dirumah ini. Tapi anehnya, semuanya berbeda dengan apa yang kulihat barusan. Yang kulihat barusan sangatlah jelas dan dalam durasi yang cukup lama. Ibu sampai melongo, Perempuan yang ibu lihat, besar, tinggi, rambutnya panjang.). Ucap ibuku lesu dengan sesekali melihat kearahku.Mendengar hal itu, akupun seketika terkejut bukan main, tubuhku perlahan bergetar dengan jantungku yang mulai berdetak semakin kencang.Semua itu tentu saja bukanlah tanpa alasan, karena kenapa, sosok perempuan yang diceritakan oleh ibuku tersebut, sepertinya sama dengan sosok perempuan yang ada di dalam ceritaku yang rencananya memang akan kuselesaikan malam itu.Dan tidak hanya itu, akupun seketika ingat perkataan pak Mansyur bahwa ceritanya memang tidak seharusnya diceritakan.Mosok se jare pak Mansyur temenan, demit e melok mrene, jangan-jangan detik iki, demit e yo sek ndek kene nguasi aku mbek ibuk jagongan. (Masak sih kata pak Mansyur benar terjadi, kalau setan itu bisa ikut kesini. Kalau memang benar, jangan-jangan saat ini dia masih ada disini dan sedang memperhatikanku ). Fikirku dalam hati dengan mataku yang seketika melirik kekanan dan kekiri.Mansyur iku bien dukun loh le, sakdurunge Mansyur pindah nang kutho sebelah, wong deso kene kabeh eroh lek Mansyur iku dukun santet, dukun pelet lan sak pinunggalane. Mbok ojo nulis ceritone wong,e le, ibuk khawatir. Mending nuliso ceritone wong adoh-adoh ae kono lo, gak resiko. lek samean sek ngotot te nulis ceritone mansyur, nulis e ojo parak isuk ngeneki, mene ae awan-awan, lek saiki Bahaya. Wes yo mandek o sek, rungokno ibuk tenanan. Ibuk soale kroso lek saiki ndek omah iki sek ono barang alus. Seng tak wedeni iku ngkuk perewangane Mansyur melok mrene. (Mansyur dulu seorang dukun loh nak, sebelum dia pindah ke kota sebelah, semua warga desa sini juga tau kalau dia dukun santet, dukun pelet dan sebagainya. Kalau bisa mbok ya jangan nulis cerita dia dong nak, Ibu nanti khawatir. Mendingan kamu nulis cerita orang yang dari jauh-jauh sana saja, gak ada resiko. Kalau kamu masih ngotot mau selesain cerita Mansyur, kalau nulis jangan dinihari kayak gini. Besuk saja kalau sudah siang, Kalau sekarang bahaya. Sudah ya berhenti ya, dengerin ibu beneran. Sepertinya saat ini Ibu ngrasain kalau dirumah ini sedang ada makhluk halus. Yang ibu takutkan, kalau jin perewangan Mansyur sampai ikut kesini, semuanya malah bahaya). Terang ibuku jelas.Loh, pak Mansyur dukun santet ta buk, la lek sanjang kulo mboten i, sanjang e namung singen sering ngewangi wong seng nedi tulung. Koyok penyembuhan ngoten lah buk. (Loh, masak sih pak Mansyur dukun santet, kalau bilang aku enggak i bu, beliau bilangnya dulu hanya sering bantu orang yang membutuhkan dalam hal penyembuhan) jawabku kaget karena menurut ibuku, narasumber ceritaku waktu itu adalah mantan seorang dukun santet.Bien Mansyur tau urip ndek deso iki sakdurung e pindah nang kota sebelah. Wes samean gak eroh opo-opo, saiki ndang turuo, wes te jam 2. Mene kerjo se..pateni lampune, Ojo lali dungo. (Dulu Mansyur pernah hidup di desa ini sebelum dia pindah kekota sebelah. Sudah kamu gak mengerti apa-apa, sekarang cepat tidur, sudah hampir pukul 02.00 dinihari. Besuk kamu kerja kan, Cepat masuk kamar, matikan lampunya dan jangan lupa berdoa). Sahut ibuku cepat seolah-olah beliau ingin segera mengakhiri obrolanku dengannya malam itu.Dan tidak hanya itu, ibuku yang sebelumnya kutau sebagai orang yang cukup santai dalam segala hal, malam itu beliau tiba-tiba terlihat panik dan segera masuk kedalam kamar tidurnya dan segera menguncinya dari dalam.Brak...kletek..kletek suara pintu kamar ibuku yang terdengar ditutup dan dikunci.Disitu, aku yang masih tidak percaya dengan apa yang ibuku barusan katakan, akhirnya aku hanya diam diruang tengah rumahku sembari kembali mengingat-ingat apa yang pak Mansyur pernah katakan.Waduh lek pak Mansyur dukun, berarti ceritone kabeh iku masuk akal. Wong e nang gunung bien iku ora diwedeni demit. tapi ncen sengojo golek demit. Terror seng diceritakno koyok e ncen bener, tapi yo ncen wong e dukun, yo mesti ae pasti urusane mbek demit. Tapi, kok koyok ono seng janggal yo. Walah, mene tak paranane maneh wes pak Mansyur, tak takonane maneh. Tapi aku kudu tetep etok-etok gak ngerti lek wong e bien dukun. Aku cek iso ngerti karep e pak Mansyur ngekek i cerito nang aku iki opo. (Waduh, kalau pak Mansyur dulunya seorang dukun. Berarti semua ceritanya mulai masuk akal. Beliau ke gunung dulu bukan dihantui jin.  Tapi memang sengaja mencari jin. Semua terror yang diceritakan, sepertinya memang benar adanya. Tapi, kok aku ngerasa ada yang janggal ya. Hmmm besuk pak Mansyur biar kutemui lagi deh. Coba kugali lagi informasinya, tapi aku harus tetap berpura-pura tidak tau kalau beliau mantan dukun. Aku biar tau, kenapa pak Mansyur kok mau membagikan ceritanya kepadaku). Fikirku dalam hati dengan perasaanku yang memang mulai curiga dengan narasumber ceritaku waktu itu.Perlu kalian tau, cerita tentang pak Mansyur, sebenarnya adalah sebuah cerita tentang terror hantu yang dialami keluarganya selama 5 tahun. Disitu, menurut keterangan pak Mansyur, beliau benar-benar diterror sampai kehilangan anak dan istrinya.Bahkan, menurut informasi yang kudapat dari pak Mansyur, semua itu terjadi karena rumah yang ditempatinya adalah rumah panas karena berdiri dibekas tanah pemakaman massal.Dan tidak hanya itu, kisah pak Mansyur yang katanya pernah mendaki gunung bersama hantu, tentu saja membuatku seketika tertarik untuk menuliskannya agar bisa menjadi tambahan koleksi ceritaku.Tapi sayangnya, semuanya tidak seperti apa yang aku harapkan. Cerita pak Mansyur yang rencananya akan aku bagikan kepada kalian, waktu itu semuanya ternyata gagal kuselesaikan, karena bukannya selesai, saat itu aku malah mendapatkan terror dari setan yang sepertinya berasal dari dalam cerita pak Mansyur itu sendiri.Benar sekali,Malam itu, setelah ibuku masuk kedalam kamar tidurnya dan mengunci pintunya, untuk pertama kalinya, akhirnya akupun melihat semuanya...Bismillahirrohmanirrohim... (Semua nama, tempat dan waktu dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf bila ada kesamaan).                     PENULIS HANTU                ..... Hmmmmm iki ta ambune. ( Hmmmm, oh ini ta baunya ).. Ucapku dalam hati karena belum selesai aku duduk memikirkan pak Mansyur, malam itu aku tiba-tiba mencium aroma bunga sedap malam yang sepertinya sudah dicium oleh ibuku sebelumnya.  
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan