21+ Full Story KOST PUTRI JALAN MELATI

14
2
Terkunci
Deskripsi

Kost kostan angker,

Benar, jika kita membicarakan tempat kost mungkin tidak hanya sekali, banyak orang-orang diluar sana yang juga pernah mengalami kejadian horror yang sangat menakuti.

Namun apa jadinya, jika tempat yang ditinggali tersebut ternyata memiliki sejarah kelam yang sampai saat ini masih belum terpecahkan ?.

Dan tidak berlebihan jika kami mengatakan jika ini adalah cerita tentang tempat kost yang paling menyeramkan yang pernah kami dapatkan.

Andai saja waktu itu Ningsih ini tidak berhasil...

5,053 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
200
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya POCONG CULIDEN (full story tamat).
6
2
Cong culi den, cong culi den,Pocong uculi moden. (Lepaskan tali pocong ku pak Mudin )Bagi warga kota Batu, kota Malang hingga kabupaten Malang,mungkin kalian sudah tidak asing dengan terror pocong yang saat itu pernah menggemparkan warga desa.Tidak sekedar mengganggu, sosok pocong tersebut benar-benar mendatangi rumah warga satu persatu dengan cara mengetuk pintunya sembari berkataCong culi den yang jika diartikan, (saya pocong dan tolong lepaskan tali pocong saya wahai pak mudin ).(Pak mudin/Moden adalah sebutan orang yang mengurusi urusan kematian yang ada di desa, tidak hanya tentang kematian, biasanya moden atau pak Mudin juga mengurusi pernikahan).Begitu menyeramkannya, terror pocong tersebut membuat warga desa benar-benar takut walau hanya untuk keluar dari rumahnya.Bahkan katanya, jika waktu malam sudah tiba, keadaan desa saat itu benar-benar sangat sepi.Tidak adanya satupun orang yang terlihat wara wiri dan tidak berlebihan jika saat itu desa yang ada didalam cerita ini sudah seperti desa mati.Lantas bagaimana seramnya keadaan desa waktu itu dan bagaimana terror pocong tersebut akhirnya bisa berhenti ?.(Oke dalam cerita kali ini, kita akan bagikan dengan sudut pandang orang pertama agar kalian bisa lebih ikut merasakan apa yang saat itu warga desa rasakan.).Setelah mendengarkan beberapa keterangan narasumber secara intens akhirnya cerita ini bisa kami selesaikan dan bisa dikatakan cerita pocong culiden ini adalah cerita paling kompleks dan paling menyeramkan yang pernah kami dapatkan.Bismillahirrahmanirrahim,POCONG Culi denJawa timur. 1990 23.30 malam.Pak, pak, bangun pak, bangun, sudah waktunya ucap Sumi yang malam itu membangunkan Pranoto.Mendengar ucapan Sumi, Pranoto yang sebelumnya tertidur pulas waktu itu seketika bangun, matanya diusap-usap sembari melangkah perlahan ke arah dapur rumahnya sembari mengambil segenggam garam.Anak e angkaten mbok, selak manjing. (Cepat angkat anak kita, sebelum terlambat) Sahut Pranoto singkat sembari langkah kakinya keluar dari rumah dan diapun mulai menaburkan garam yang ada digenggaman nya ke sekeliling rumahnya.Namun sayangnya, belum selesai Pranoto berjalan keliling disekitar rumahnya tiba-tiba dia mencium aroma serimpi yang semua orang pun tau aroma serimpi adalah aroma dari parfum yang digunakan khusus untuk orang meninggal.Merasakan hal itu, Pranoto seketika mempercepat aktivitasnya, dia terburu buru menaburkan garam dengan sesekali pandangannya menoleh ke kanan dan kiri area rumahnya.Asu, pikiranku gak penak, mosok jare wong-wong iku kabeh bener. (Anjing, pikiranku kok jadi tidak enak begini, masak iya kata orang-orang itu benar adanya) Ucap Pranoto dengan hidungnya yang terus saja mencium aroma parfum serimpi tersebut.Singkat cerita belum selesai Pranoto melakukan Aktifitasnya, tiba-tiba dengan sangat pelan dia mendengar suara aneh yang jika didengar dengan lebih teliti lagi suara tersebut seperti suara benda yang saling dipukulkan satu sama lain.Tik,tik,tik,tik,tik,tik,tikDisitu tubuh Pranoto seketika bergetar, nafasnya terengah engah dengan jantung yang sudah berdetak tidak karuan.Hal itu bisa dibilang wajar karena saat itu yang ada didalam fikiran Pranoto sumber suara aneh tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah suara dari tetekan.( Bagi kalian yang belum tau, tetekan adalah salah satu makhluk halus yang banyak dijumpai di daerah jawa, datangnya hantu ini ditandai dengan suara tik,tik,tik,tik,tik yang disitu sumber suaranya dipercaya adalah tulang manusia yang saling dipukulkan. Hantu tetekan ini biasanya tidak berwujud, melainkan hanya berbentuk suara. Namun jangan salah, jika ada suara tetekan disitu selanjutnya pasti akan ada makhluk tak kasat mata yang lebih kuat dan lebih besar powernya seperti medon, kuntilanak, dan pocong. Simpelnya hantu tetekan ini dipercaya sebagai tanda jika akan ada arwah penasaran yang sedang mendekat. Di beberapa daerah lain hantu tetekan dipercaya sebagai tanda adanya orang yang akan meninggal dunia).Mendengar suara tetekan yang terdengar semakin keras, Pranoto seketika membuang garam yang tersisa ditangannya, dan dengan cepat dia seketika melangkah kembali kedalam rumahnya dengan perasaan yang sudah ketakutan.Singkat cerita, sesampainya Pranoto didalam rumah Pranoto melihat Sumi dan anaknya sudah berbaring diatas tanah, dengan meneteskan air mata, Sumi terlihat benar-benar ketakutan.Dia memeluk erat anaknya sambil sesekali berkata jika apakah malam itu semuanya akan baik-baik saja.Pak, lek aku ono salah njuk sepurone seng akeh yo, (pak jika aku ada salah, aku minta maaf ya,). Ucap Sumi pelan.Kowe ngomong opo to mbok, wes tenang wae, gaonok seng perlu di wedeni. (Kamu ini bicara apa, sudah tenang saja, tidak ada yang perlu ditakutkan). Sahut Pranoto kencang.Namun sayangnya, belum lama setelah mereka berbicara, tiba-tiba mereka mendengar suara ketukan pintu yang terdengar diketuk dari arah luar rumahnya.Tidak sekedar diketuk, pintu rumah Pranoto tersebut seperti sedang di pukul dengan kepala seseorang.Dok,dok,dok,dokTidak hanya itu, beberapa saat setelah suara ketukan tersebut terdengar, dengan sangat jelas mereka mendengar suara pelan yang diucapkan berulang ulang yang jika didengar dengan lebih teliti lagi suara tersebut berbunyi.Cong culi den, cong culi den, cong culi denMendengar hal itu, Pranoto dan Sumi seketika berpelukan.Sumi sudah menangis tidak berhenti sembari mulai menenangkan anak bayinya yang saat itu juga tiba-tiba menjerit histeris.La illa ha illalah, la illa ha illalah ucap Pranoto berulang ulang sembari mereka yang terus saja mendengar suara gedoran pintu yang semakin terdengar tidak karuan.Dok,dok,dok,dok,dok,dokTidak berhenti disitu saja, sesaat setelah suara gedoran dari pintu utama menghilang, suara gedoran pintu tersebut berubah menjadi terdengar di bagian pintu belakang.Dok,dok,dok,dok,dok,dokKarena merasa sudah tidak aman, akhirnya Pranoto memilih untuk mengajak Sumi agar segera pergi dari rumahnya tersebut.Namun sayangnya, setelah Pranoto  menoleh kearah Sumi tidak jauh dari tubuh Sumi, malam itu benar-benar nampak sesosok pocong dengan bentuk yang cukup tinggi.Selain tinggi, wajah sosok pocong tersebut juga sudah membusuk sembari mengeluarkan aroma yang tidak sedap.Saat itu Pranoto juga masih sempat mengalihkan pandangannya kearah tali pocong yang disitu dengan mata kepalanya sendiri, Pranoto melihat kondisi tali pocong tersebut memang masih dalam keadaan terikat.Bener jare wong-wong, tali pocong iki sek durung di uculi. (Benar kata orang-orang, tali pocongnya memang belum dilepas). Fikir PranotoKarena rasa takut yang sudah tidak bisa dia tahan, Pranoto seketika memejamkan matanya sembari memeluk tubuh Sumi yang saat itu tubuh sumi terlihat sudah kaku dan kejang karena menahan rasa takut yang sangat berlebihan.Singkat cerita beberapa saat setelahnya setelah Pranoto membuka matanya, Pranoto sudah tidak lagi melihat sosok pocong tersebut ada didepannya, namun disitu Pranoto melihat Sumi sudah dalam keadaan kaku dan akhirnya Sumi pun meninggal dunia.Disitu Pranoto seketika berteriak histeris dia membabi buta dan segera berlari keluar untuk mencari keberadaan pocong tersebut.Tapi anehnya, setelah Sumi menghembuskan nafas terakhirnya gangguan pocong tersebut tiba-tiba menghilang begitu saja.Aroma serimpi, suara gedoran hingga suara tetekan malam itu juga benar-benar sudah tidak lagi ada.Mengetahui semua itu Pranoto seketika menangis histeris dengan memeluk tubuh Sumi dia sesekali berteriak meminta bantuan Tolong, Tolong, TolongSingkat cerita, beberapa lama kemudian, para tetangga akhirnya berkumpul dirumah Sumi karena mereka mendengar suara teriakan Pranoto tersebut.(Benar mas, malam itu menurut kesaksian orang pertama yang melihat langsung bentuk dari pocong tersebut adalah keluarga Pranoto. Menurut Pranoto pocong itu besar dan memiliki wajah yang sudah membusuk. Disitu Pranoto juga membenarkan jika seluruh tali pocong tersebut masih dalam keadaan terikat. Tidak hanya di bagian kepala, namun juga di bagian perut dan juga kaki. Penampakan pertama tersebut juga memakan korban yaitu bu Sumi, istri dari Pranoto. Bu Sumi waktu itu meninggal dunia akibat serangan jantung yang menyerangnya. Dan tidak sedikit warga yang beranggapan jika kematian bu Sumi saat itu karena terkejut dengan bentuk pocong yang sangat menyeramkan). Saksi....7 hari setelah kematian Sumi.Keadaan desa yang sebelumnya sudah sepi saat itu seolah semakin sunyi.Bahkan ketika matahari baru saja tenggelam, semua pintu warga sudah terlihat ditutup rapat.Jangankan anak kecil, orang dewasa saja sudah tidak ada satupun yang terlihat berseliweran.Ditambah, sejak kabar kematian Sumi yang terdengar karena telah didatangi pocong culiden membuat keadaan desa tersebut saat itu benar-benar sangat mencekam.Tidak hanya ketakutan, para warga terkesan trauma dengan keselamatannya jika harus keluar dari rumahnya.Ditambah, pak Mudin yang menjadi orang paling bertanggung jawab dalam kasus tersebut malah terlihat menghindar ketika semua orang meminta pendapat.Tidak sekedar menghindar, jika dilihat tingkah dan perilakunya, pak Mudin ini terlihat takut dan ingin cuci tangan tidak mau bertanggung jawab.Setiap kali warga bertanya bagaimana tanggapan mengenai terror pocong tersebut, pak Mudin berdalih jika saat itu setiap ada orang yang meninggal, semua tali pocongnya pasti selalu sudah dia lepas. Dan mengenai pocong culiden, pak Mudin juga masih belum mengetahui secara pasti arwah siapa yang ada dibalik pocong yang gentayangan tersebut.Kalian ingat kan, menurut Pranoto wajah dari sosok pocong itu sudah membusuk, jadi sudah tidak bisa dikenali, andai saja kita tau arwah siapa itu mungkin kita bisa menindaklanjuti atau mencari cara agar semua terror ini bisa segera teratasi. Tapi perlu saya tekankan, selama saya melakukan tugas saya, saya tidak pernah lupa melepas tali pocongnya ucap pak Mudin jelas....Beberapa hari berikutnya...Kediaman pak Mudin..21.00 WIB.Tok,tok,tok, assalamualaikum bu Wiji teriak Ginanjar yang tidak lain dan tidak bukan dia adalah salah satu warga desa.Mendengar suara ketukan pintu rumahnya, bu Wiji (istri pak Mudin) seketika berjalan cepat kearah pintu utama rumahnya lalu membukanya.Ada apa pak, kok tumben malam-malam kesini, silahkan-silahkan masuk ucap bu Wiji mempersilahkan masuk.Pak Mudin ada bu ?, tanya Ginanjar tanpa basa basi.Pak Mudin sekarang sedang ada diluar desa, sejak kemarin beliau belum pulang, kayaknya ada urusan. Ada apa ya, mungkin saya bisa bantusahut bu Wiji penasaran.Namun anehnya, tanpa menjawab ucapan bu Wiji, malam itu Ginanjar seketika berpamitan pergi.Diiringi tatapan aneh, Ginanjar yang sebelumnya datang dengan sopan malam itu tiba-tiba pergi begitu saja dengan raut wajah yang terlihat ketakutan.Melihat tingkah aneh Ginanjar bu Wiji hanya diam dia kebingungan dengan raut wajah yang terlihat keheranan.Kenapa sih dia, kok aneh banget, fikir bu Wiji lalu diapun menutup pintu rumahnya kembali.Namun sayangnya, baru saja bu Wiji menutup pintu rumahnya, dia tiba-tiba mencium aroma serimpi yang tercium dengan cukup kuat didalam rumahnya.Tidak hanya aroma serimpi, Bu Wiji juga sesekali mencium bau bangkai yang entah dari mana asalnya.Merasakan semua itu, bulu kuduk bu Wiji seketika merinding, tubuhnya bergetar dengan jantungnya yang sudah berdetak kencang.Kate ono pocong iki.(Sepertinya mau ada pocong dirumah ini).
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan