🔞 1-37 CRAZY COUPLE

Sheina terbangun di sebuah kamar yang tampak asing. Ia meringis, tak kala merasakan nyeri di bagian kepala yang terbalut perban.  Lengan kanannya juga terpasang perban. Mungkin lecet akibat kecelakaan yang ia alami sebelumnya.  Di mana aku? gumam Sheina sembari menelisik sekelilingnya.  Gadis itu terkejut, ketika mengetahui pakaiannya sudah diganti tanpa izin darinya. Hal itu pasti dilakukan saat dirinya tak sadarkan diri.  Astaga! Apa ini? Kenapa pakaianku berubah?  Di tengah rasa kebingungan yang terus melanda di hati, samar samar gadis itu seperti mendengar suara gaduh dari lantai bawah.  Merasa penasaran, Sheina memutuskan untuk melihat keadaan di luar sana. Ia turun dari tempat tidur dengan berhati hati.  Dibukanya pintu kamar tersebut dengan perlahan. Agar tak menimbulkan suara bising.  Argh! Ampun, Tuan. Jangan. Lepaskan saya, Tuan. Ampun ....  Itu suara siapa?Batin Sheina.  Sebelum benar benar keluar dari kamar, gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri terlebih dahulu. Memastikan tidak ada orang yang melihatnya keluar dari sana. Huft... aman, gumam Sheina.  Dari sini suara gaduh yang ia dengar tadi semakin jelas terdengar.  Bahkan beberapa kali Sheina mendengar suara seperti cambukan di bawah sana.  Gadis itu menelan ludah dengan susah payah. Ia sempat ragu untuk melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Akan tetapi, rasa penasaran membuatnya memiliki setidaknya sedikit keberanian.  Ampun, Tuan. Tolong hentikan. Sakit ....  Jeritan itu terus terdengar memilukan. Bahkan Sheina sampai menutup mulutnya sendiri, saat melihat adegan penyiksaan tersebut tepat di depan matanya. Hampir saja Sheina ikut menjerit, saking takutnya.  Di bawah sana, ia melihat beberapa orang yang sedang menyiksa seorang pria. Pria malang itu berlutut di lantai. Kedua pria di sampingnya pun tak berhenti memukul dan juga mencambuk punggung pria tersebut.  Sheina tidak bisa melihat wajah si korban dengan jelas, karena posisi sang empu yang memunggungi gadis itu. Hanya saja, Sheina yakin bahwa pria tersebut sudah agak berumur.  Bukan hanya sampai disitu saja. Tampak darah berceceran di lantai. Bersumber dari jari tangan pria tadi yang telah terpotong.  Adegan tersebut benar benar persis seperti film psikopat yang pernah Sheina tonton. Ternyata hal seperti itu nyata dan sekarang ada di hadapan Sheina.  Entah mengapa, Sheina merasa tubuhnya melemas. Ia hampir ambruk ke lantai, jika saja seseorang tidak sigap untuk menangkapnya.  Pandangan mata Sheina kembali kabur. Hal terakhir yang ia lihat adalah seorang pria, memakai sebuah masker di wajahnya. Sepersekian detik kemudian, gadis itu kembali pingsan.