#CeritadanRasaIndomie
Joko bersama Indomie
Free Story.
Happy Reading.
Kisah Joko dan beberapa temannya yang terus hidupkan selera Indonesia.
Joko masih mengingatnya dengan jelas, bagaimana malam itu dia duduk terpaku di depan laptop di salah satu sudut kamar berukuran 4x3 meter yang sudah dua tahun terakhir ini menjadi rumah keduanya, semenjak menjadi mahasiswa di salah satu kampus swasta di jogja. Gemericik air hujan yang sedari tadi turun, menemani Joko yang masih setia sibuk dengan pekerjaannya. Tapi niat untuk pergi belum juga datang. Tak peduli dengan satu persatu temannya yang sejak tadi memanggilnya. Karena bagi Joko, hanya ada satu hal yang bisa membuatnya berpaling, yaitu ketika Joko mencium aroma indomie goreng special.
Tak dapat dipungkiri juga oleh Joko, jika indomie goreng special itu memang tiada duanya, apalagi kalau di kombinasikan dengan telur mata sapi, akan lebih membahagiakan seleranya.
Seperti malam itu, ketika perut Joko yang mulai berdentum, bersamaan dengan ponsel Joko yang sejak tadi terabaikan, berbunyi. Membuatnya terkejut dan membuyarkan fokusnya pada layar laptopnya. Dengan cepat Joko menyambar ponsel itu.
“Halo, Jok. Lagi dimana?”
“Di Kos. Kenapa?”
“Sini, Jok ke warung, ditunggu anak-anak.”
“Ngapain?”
“Udah kesini dulu.”
“Tuuut…”
Tiba-tiba telfon terputus.
***
"Ganti musiknya, Kang. Masak, campursari terus. Dangdutan gitu lho.” teriak Joko, setelah duduk di warung Kang Hadi.
Sudah menjadi hal lumrah, atau kebiasaan sebagian anak kos, bila malam datang. Berkumpul, nongkrong, di beberapa warung. Meski hanya sekedar nongkrong, berteman segelas kopi dan sepiring indomie goreng rasa rendang. Mereka bisa berjam-jam lamanya duduk di tempat itu. Salah satunya Aris. Ia sudah menjadi langganan Warung Kang Hadi, yang terletak di ujung batas Desa. Walaupun dirinya masih berstatus lajang, tapi jika malam, waktunya akan banyak ia habiskan bersama beberapa temanya di luar.
Seperti malam itu, tepatnya malam selasa. Sedari jam 8, Joko sudah nongkrong bersama tiga temanya di warung Kang Hadi. Mereka terlihat riang. Sesekali tubuh dan kepala mereka bergoyang, mengikuti hentakan musik tak begitu keras, yang di putar Kang Hadi.
Apalagi, malam itu kebetulan cuaca sangat cerah. Di tambah cahaya rembulan yang sudah membulat, tanpa terhalang awan sedikitpun. Membuat warung Kang Hadi semakin malam bertambah ramai.
“Pada mau pesan makan apa?”
Dari balik etalase makanan, Kang Hadi mendekat ke arah meja tempat Joko.
“Biasanya dong, Kang.” Sahut Joko
“Kalau kamu apa, Ris?” ucap Kang Hadi kepada teman sebelah Joko, namanya Aris.
“Sama Kang, biasanya aja.”
“Biasanya itu apa, to?” lagi, Kang Hadi seperti memancing mereka yang tengah asik menatapi ponsel masing-masing.
Beberapa saat tak ada sahutan dari Joko dan Aris dan kedua temannya. Mereka seolah tak peduli dengan ucapan Kang Hadi. Tapi sedetik kemudian, mereka mengucapkan secara bersamaan.
“INDOMIE … SELERAKUUUU”
Sepuluh menit kemudian, tercium aroma yang membuat perut para pengunjung warung Kang Hadi berdentum tak beraturan, namun setelah di ketahui asalnya, ternyata indomie goreng rasa rendang sudah siap untuk di santap.
“Gak nyangka, jok. Ternyata indomie rasa rendang seenak ini, ya?” ucap Aris bertanya
“Oh iya dong, Ris. Apalagi kalau ditambah toping telur dan sosis. Beugh … enaknya gak ketolong.” Sahut Joko menjelaskan kenyataan.
“Kan emang ada yang bilang gini, Men. Kalau indomie itu Jagonya Mie Goreng.” Timpal Danang, teman satu Kos Joko.
“Asal kalian tau aja ya, kalau Mie instan ini gak cuman orang Indonesia aja yang suka, orang luar negeri juga suka. Aku pernah lihat tuh di iklan tv.” Sahut Arman, sama teman satu Kos Joko.
“Nah bener tuh apa kata Arman, emang Indomie ini. SELERANYA SEJUTA UMAT.”
“Udah Kang, berapa total semuanya?” ucap Joko kepada Kang Hadi.
“Halah, udah gak usah bayar, karena saya juga suka indomie. Semua yang makan di sini Gratis. “
***
Nyaring bersahutan suara kokok ayam mengawali pagi, menjadi penanda bagi para pencari rejeki mulai beraktifitas seperti biasanya. Namun tidak untuk Joko. Joko sedikit menggerutu kesal setelah mendadak telfonnya di matikan, sebelum memutar tubuhnya ke belakang, kearah pintu kamar.
Tak lama setelah telfon di matikan, dari arah luar terdengar suara pintu diketuk. Joko segera menghamburkan tubuhnya keluar kamar, disana, tepatnya di sofa ruang tengah, tempat biasa untuk menerima tamu, sosok perempuan cantik dengan rambut hitam sebahu sedang berdiri. Tampaknya memang sengaja menunggu Joko keluar kamar. Dan setelahnya, beberapa teman lelaki dan perempuan masuk ke dalam ruangan. Sekitar 6 orang sudah duduk di sofa tanpa menunggu Joko mempersilahkan.
Hening dan sunyi dirasa Joko saat itu, wajahnya mulai menegang, keringat mulai membasahi wajahnya, degup jantung berdetak tak beraturan. Namun bukan mereka yang membuat Joko tersulut mundur, melainkan piring berwarna putih dengan isian indomie goreng rasa rendang lengkap dengan topping telur mata sapi dan sosis, sudah tersaji di atas meja ruang tengah. Dengan terburu Joko berlari kebelakang, tepat ke arah magic com di dapur.
Satu, dua, tiga kali Joko meraup nasi dengan entong. Dan selanjutnya yang terjadi, Joko mengkombinasikan indomie goreng rasa rendang tersebut dengan nasi yang masih panas.
“INDOMIE … SELERAKUUUUU”
Bersamaan mereka menyerukan slogan indomie, sembari menyantap piring masing-masing yang sudah terisi dengan indomie selera mereka.
Begitulah keseruan Joko dan beberapa sahabatnya ketika merayakan kebahagiaan dengan #CeritadanRasaIndomie #TerusHidupkanSeleraIndonesia
Halo gaes, jangan lupa hatinya dan komentar, ya. Kita
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰