KINASIH ( Dendam Arwah Perempuan Pekerja Komersial ) Part 1

7
3
Terkunci
Deskripsi

KINASIH ( Dendam Arwah Perempuan Pekerja Komersial ) Part 1

Minggu ini sebuah pekerjaan sudah menantiku, menjadi jurnalis di salah satu perusahaan besar. Karena tempat tinggalku yang letaknya berjauhan dengan lokasi kerja, membuatku berpikir untuk mencari tempat tinggal sementara. Bukan tanpa sebab aku keluar dari kotaku, melainkan ada kasus yang mengharuskanku ke sana. Sebuah kasus yang akhir-akhir ini heboh di bicarakan, terkait dengan prostitusi yang memakan banyak nyawa di dalamnya. Bahkan aku...

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
75 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori
Kinasih
Selanjutnya KINASIH ( Dendam Arwah Perempuan Pekerja Komersil) Part 2
3
0
Di sana, Riri masih mengomel tak jelas. Tapi telingaku seolah tuli untuk mendengar suara kerasnya. Aku mendadak linglung dengan keadaan sekitar. Hingga tiba-tiba sesuatu yang dingin menggenggam pergelangan tangan kiriku. Menggoyangkannya pelan, membuatku menoleh ragu-ragu. Di sampingku ada perempuan yang sedang terpasung tadi tengah terduduk dengan tatapan sayu mengiba. Kemudian tersenyum hingga sudut bibirnya menyentuh telinga. Dengan darah yang terus-menerus mengalir dari lehernya yang terbelah. Sampai tiba-tiba mataku membola saat kepalanya jatuh karena kibasan parang dari arah belakang dan menggelinding pelan. Berhenti tepat di depanku dengan senyum lebar. Ia berkata, Tolong aku, Mbak Lastri! ***Lastri mengalami kejadian yang baru pertama kali dirinya alami. Hingga tiba-tiba ia berada di sebuah kampung, kampung yang mempunyai sebutan Kampung Jabang Mayit, kemudian dia bertemu dengan sosok lelaki yang membantunya. Lelaki yang mengenalkan dirinya dengan nama DIGJAYA ADIGUNA GAMA tersebut, sempat membuat Lastri terkagum dengan penampilannya, hingga Lastri mempunyai pikiran kotor untuk menidurinya.***Tapi justru teriakanku itu membuat Gama, Murni dan Riri menoleh ke arahku, membuatku sejenak memandangi wajah mereka. Apalagi ketika melihat wajah Gama, ada kesan tertarik untuk mendekatinya, memeluknya dan mengajaknya untuk bersenang-senang. Aku tiba-tiba rindu untuk menikmati kenikmatan sesaat, tapi aku ingin mengajak Gama. Apa dia mau? Perlahan, aku mendekatkan wajahku ke wajah Gama, kemudian mencium bibirnya, sembari melepas celananya. Ternyata Gama juga menikmati bibir tipisku. Aduh, Gama. Aku sudah gak tahan!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan