PART I. [THE APARTMENT]

6
0
Deskripsi

THE APARTMENT 

I. D R E A M 

I. D R E A M

Lautan manusia melambai-lambai. Diikuti sorakan yang memekikan telinga. Cahaya-cahaya indah berwarna putih dan ungu bersinar bersamaan di tengah kegelapan. 

Semuanya terasa berlalu begitu cepat. Rasanya seperti baru saja kemarin ia berlatih bernyanyi dan menari di depan cermin raksasa sendirian hingga tengah malam. 

Mimpi yang hampir saja terkubur dalam-dalam hanya karena mereka dari agensi kecil. 

Sekarang mimpi itu bersinar. Segala kerja keras yang mereka lalui terbayar. 

Pemuda itu menghela nafas lega. Deretan gigi-gigi rapi nya terpampang jelas. Terukir senyum kotak khas pria itu yang sangat manis. 

Dengan binar mata yang berkaca-kaca ia mengamati segala arah. Hati kecilnya masih sulit percaya. Bahwa mereka bertujuh dapat berdiri tegak di stadium besar seperti ini. 

Di antara lautan manusia di sana. Pandangan nya tak sengaja mendapati sosok wanita yang selama ini setia menemaninya. 

Tatapan mereka bertemu. Seolah sudah sangat mengenal gadis itu, dari balik masker wajah yang gadis itu kenakan, pria itu dapat melihat senyum bangga gadisnya itu. 

"ARMY!! BORAHAE!!! 💜" 

Lelaki itu mengangkat mikrofon nya. Menciptakan sorakan yang semakin tak terkendali dan diakhiri dengan kedua tangan nya yang membentuk sebuah hati. 

Tidak ada yang tahu. 

Wanita berkostum tertutup itu ikut bahagia. Bahagia melihat sang pujaan hati di tengah panggung yang besar itu. 

                                           ***

Perempuan bersurai hitam itu menekan tombol katasandi pada sebuah pintu canggih dari salah satu bagian apartement elit di Gangnam, Seoul.

Pupil mata nya melirik sisi kiri dan kanan nya sebelum menarik gagang pintu tersebut lalu buru-buru menguncinya kembali. Khawatir jika ada yang mengikuti nya atau lebih parahnya berhasil memotret dirinya. 

Membuang nafas lega. Perlahan ia melepas topi dan masker wajah sebagai penyamaran nya. Tak lupa melepas rambut palsunya yang bergelombang dan pirang. 

Sangat berbeda dengan rambut hitam legam nya yang tebal dan lurus dibalik penyamarannya itu. 

Tubuh perempuan itu terasa lengket dan juga lelah. Ingin sekali ia buru-buru melepas pakaian nya dan berendam air panas. 

Di tengah tubuh nya yang lelah. Gadis itu masih mengukir senyum puas. Sedikit rasa rindu nya terobati karena kehadirannya di konser perdana orang yang sangat dikasih nya. 

Selesai membersihkan diri. Dengan bersenandung kecil, ia memaksakan diri untuk mempersiapkan makan malam untuk seseorang.

Sambil menata piring, tiba-tiba ia merasakan ponsel nya terus menurus bergetar di atas meja. Perempuan itu segera meraih benda pipih tersebut. 

Tersenyum geli menatap layar ponselnya. Tentu saja, saudari-saudari nya pasti yang mengirim pesan di grup chat mereka. 

B 🖤 P 💖 A R E A ! 

Lisa  🐥 : Yya! Kau memakan makanan ku lagi, Chaeng-ah?!

Chaeng 🐿️: Aku memang memakan nya sedikit - 3-

Lisa 🐥 : Kau selalu memakan makanan ku! Aku yang membeli nya tahu??!!!

Chaeng 🐿️ : Yya~ Itu kan hanya makanan. Berbagi itu indah. Jangan pelit-pelit!!

Lisa 🐥 : Yya! Aku laporkan pada Jisoo Unnie nanti!

Jennie. 😾: Apa kalian ingin sekali dikeluarkan dari grup ini? Bisakah kalian diam? Aku sedang berusaha tidur di sini  -.-

Park Chaeyoung dan Lalisa adalah bayi-bayi kecilnya. Walaupun mereka sering berseteru tentang hal-hal kecil , kedua perempuan itu juga sangat mudah berbaikan.

Perempuan itu kemudian mengangkat jempol nya dan mulai mengetik. Membalas nasehat kecil agar kedua maknae itu tidak membuat keributan yang cukup akan membuat Jennie, si gadis pemarah itu mengamuk. 

                                            ***

Ceklek!

Gadis itu menoleh setelah baru saja mendengar suara pintu yang tertutup pelan. Mendapati seorang pemuda yang sedang memunggungi nya. 

Berambut hitam dan bertubuh tegap. Buru-buru pria itu melepaskan sepatu pentofelnya dan melempar asal tas ranselnya ke lantai. 

Hari yang melelah tapi penuh arti.

Akhirnya iris hitam mata nya menangkap perempuan yang telah mengamati gerak-geriknya sedari tadi. Membuat pria itu menarik ujung bibirnya. 

"Soo-yya?" panggilnya.

"Taehyung-ie? Kau pulang hari ini?" jawab Kim Jisoo sedikit heran. 

Tanpa menjawab pertanyaan wanita itu, langkah kaki pemuda itu mendekat cepat. Melentangkan lebar kedua lengan nya, berusaha memeluk tubuh kecil perempuan itu. 

Namun sialnya berhasil diberhentikan oleh sebuah telapak di depan wajahnya. 

"Melihat bentuk mu seperti ini pasti kau terburu-buru kemari dan belum membersihkan diri, bukan?" buka Jisoo sambil memicingkan matanya bercanda.  

Taehyung hanya tersenyum sambil mengusap lehernya malu.

“Kau sudah makan? Seharusnya kau beristirahatlah dahulu di hotel. Penampilan mu di konser sebesar itu pasti sangat melelahkan.” ujar Jisoo. 

Perempuan itu sebenarnya mengkhawatirkan tubuh Taehyung. Mengingat jarak stadium dengan apartemen mereka ini membutuhkan lebih kurang dua jam perjalanan. 

Tangan Jisoo meraih kerah coat coklat milik pria itu. Membantunya melepas lapisan baju tebal tersebut dan menggantungkannya di lengan nya.

 “Aku merindukan mu.”

Tidak ada jawaban dari gadis Kim itu.

Sebal karena pertanyaannya diabaikan, Jisoo pergi merapikan sepatu dan tas selempang yang tadi diletakan tak beraturan. 

Melihat itu diam-diam Taehyung mengulumkan senyum. Merasa bangga karena gadis kesayangan nya itu terlihat begitu terampil mengurusinya.

Ya, dua idol dunia ini berkencan dan sesekali tinggal bersama. Bukan hanya karena aturan agensi. Mereka berdua memang memutuskan untuk tidak mempublikasikan hubungan mereka. 

“Jangan marah. Aku sangat buru-buru ingin menemuimu hingga lupa untuk makan. Apa kau tidak ada jadwal, Sooya?” 

“Jadwal ku kosong untuk beberapa hari ke depan. Anggota lain nya sangat sibuk menjalani proyek mereka masing-masing. Jadi aku kemari berniat merapikan apartemen ini.” 

Sial, seharusnya Taehyung tidak bertanya. Walau gadis itu tersenyum tapi ia dapat menangkap sedikit nada sedih dari perempuan itu. 

Ya, Kim Jisoo sangat bertalenta. Namun agensi besar kontroversial perempuan itu seolah-olah menutup sebelah mata. 

Hanya karena gadis itu tidak pernah meminta lebih. Gadis itu selalu mengalah dan diperlakukan layaknya boneka Barbie yang dipajang di lemari kaca. 

Perlakuan tidak adil seperti ini bahkan telah Taehyung dengar berkali-kali. Namun gadi periang itu selalu menganggap semua itu bukan masalah yang besar. 

Terkadang Taehyung ingin Jisoo menjadi lebih egois untuk kepentingan nya sendiri. Dan bahagia melakukan pekerjaan impian nya ini. 

Pria itu terbangun dari lamunannya setelah Jisoo menepuk bahu lebar nya. 

"Aku telah mempersiapkan air hangat untukmu. Segera bersihkan badan mu yang bau itu selagi aku akan ke kamar dan menyiapkan pakaianmu."

Taehyung menyingkirkan pikiran buruknya lalu kembali tersenyum pada gadis itu. 

"Siap laksanakan!" ujar Taehyung dengan postur tegap dan bergaya hormat ala prajurit kepada Jisoo. 

Gadis itu hanya dapat terkekeh geli melihat perilaku kekanakan kekasihnya yang mulai kabur mengikuti perintahnya. 

                                           ***

Setelah badan nya sudah kembali segar Taehyung segera mencari keberadaan gadis kesayanganya.

Mendapati Jisoo yang sedang memainkan game Animal Crossing nya. 

Merasa tidak mendengar suara air lagi di telinga nya, gadis itu pun tahu Taehyung sebentar lagi akan menghampirinya. 

Benar saja, tak lama penciuman Jisoo sudah dipenuhi bau maskulin dari pria itu. 

Sekarang bahu kanan nya terasa berat. Pria dewasa itu sudah meletakan kepalanya dengan nyaman di sana. 

"Kau tahu kau sangat berat, Tae. " ujar Jisoo yang masih focus memancing ikan di game nya untuk dijual.

Taehyung mulai memeluk nya manja. Melingkarkan lengan kekar nya di perut rata gadis itu. 

Pria itu akan menjadi sangat manja bila mengantuk. Sadar akan itu, Jisoo segera menyelesaikan permainannya lalu mencium puncak pria itu.

"Ku bantu membersihkan wajahmu. Setelah itu aku akan buatkan susu coklat untukmu sebelum tidur, oke?" 

"Nde , eomma ! " jawabnya jenaka. 

"Aku bukan ibu mu, dasar." Jisoo mengetuk kepala Taehyung pelan sambil tertawa. 

Layaknya pasangan di luar sana. Inilah salah satu hal yang sangat mereka sukai. Momen seperti ini sangat berharga bagi mereka. 

Di luar kewajiban mereka yang harus menyenangkan ratusan penggemar mereka. Mereka masih hanya manusia biasa. 

Di depan banyak lensa mata. Mereka bersikap sangat asing. Sesekali melempar lirikan, diam-diam bertemu dan akhirnya berkencan. 

Tak mudah bagi mereka untuk saling melepas rindu dengan tuntutan pekerjaan yang sangat padat.

Di apartemen kecil ini mereka bebas menjadi diri mereka sendiri. Bercanda, tertawa dan menatap mata satu sama lain tanpa takut adanya ungkapan kebencian yang menghujani mereka. 

Ruang kecil sederhana ini menjadi sebuah saksi bisu betapa besar perjuangan cinta mereka di industri hiburan yang kejam ini. 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya PART III. [THE APARTMENT]
3
0
III. A SONG FOR U
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan