Alam Bukan Cuma Background, Bro – Dia Juga Nafas Kita!”

Jujur deh, kapan terakhir kali kamu bener-bener nikmatin alam? Bukan cuma buat foto OOTD atau bikin story aesthetic, tapi beneran diem sejenak, lihat langit, hirup udara, dan ngerasain betapa tenangnya dunia tanpa notifikasi HP.

Alam itu bukan sekadar background yang cantik buat feed Instagram. Dia tuh rumah kita, tempat kita tinggal, tempat kita tumbuh. Tapi sedihnya, sekarang banyak orang yang mulai lupa. Hutan makin botak, laut makin penuh sampah, udara makin pengap, dan musim pun makin nggak jelas. Dulu, bulan Januari hujan terus. Sekarang? Bisa-bisa panas kayak oven, lalu tiba-tiba badai sore-sore.

Kenapa bisa kayak gitu? Karena manusia—ya, kita—terlalu sibuk mikirin kenyamanan sendiri, tanpa mikirin efeknya ke bumi. Buang sampah sembarangan, pakai plastik sekali pakai tiap hari, jarang naik transportasi umum, dan masih banyak lagi. Padahal, semua itu ngasih “luka” ke alam.

Tapi tenang, bukan berarti kita harus jadi super hero penyelamat bumi. Cukup mulai dari hal kecil. Misalnya, bawa tumbler atau tempat makan sendiri, tanam satu dua pohon di rumah, hemat listrik, atau sekadar nggak buang sampah sembarangan. Keliatannya sepele, tapi kalau semua orang lakuin, efeknya bakal luar biasa.

Kita juga bisa ikut campaign lingkungan, gabung komunitas tanam pohon, atau bikin konten positif soal alam. Gunakan social media bukan cuma buat pamer gaya, tapi juga buat ngajak orang lain lebih peduli.

Alam itu sabar, tapi bukan berarti dia nggak bisa marah. Kalau terus disakitin, dia bisa ngasih “balasan” lewat bencana. Dan saat itu terjadi, baru deh kita sadar—alam bukan mainan.

Jadi mulai sekarang, yuk ubah cara pandang. Jangan anggap alam cuma sebagai latar foto keren, tapi anggap dia sebagai sahabat yang harus dijaga. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?

-

Sebuah studi artikel tentang wisata alam