3. Sunghoon X Jake Enhypen

2
0
Deskripsi

Gara - gara menjahili bocah… Jake harus berurusan dengan kakak si bocah yang menyeramkan

Suara tawa canda dan sendau gurau dari 3 murid SMA yang pulang dari sekolah bersama - sama mendadak terhenti ketika mereka bertiga dengan kompak merasakan ada sesuatu yang aneh dan berbahaya. 

“Siapa itu? Kok mendelik tajam kearah kita?” tanya salah seorang murid bernama Jake yang menoel - noel pada dua temannya Heeseung dan Jay. 

“Enggak tahu juga… wajahnya kok kayak marah  besar begitu ya,” kata Heeseung. 

“Kalian berdua ada salah paling dengan mas - mas disana itu,” kata Jay. 

Jake menatap pada dua temannya, otaknya masih mengingat - ingat apakah dia melakukan kesalahan pada seseorang ketika laki - laki yang berwajah galak dan mendelik tajam pada mereka bertiga, melangkah mendekat. 

“Kalian yang bernama Jake, Jay dan Heeseung…”

Mendengar namanya disebut, Jake, Jay dan Heeseung menganggukkan kepala mereka dengan tatap mata penuh rasa ingin tahu. 

“Ku beri waktu pada kalian 2 hari untuk minta maaf pada adikku, kalau tidak kalian lakukan aku akan mendatangi kalian lagi dan menghancurkan kalian sampai sehancur - hancurnya…”

Jake mengerutkan kening, ia yang melihat si laki - laki dihadapannya ini melangkah pergi bergerak cepat dan berdiri di hadapan si laki - laki, “Tunggu… bicara yang jelas… adikmu siapa dan kami melakukan apa.. dan kau itu siapa?”

“Namaku Sunghoon… kakaknya Niki yang kalian nakali kemarin sampai akhirnya dia tidak mau pergi sekolah karena takut,” ucap Sunghoon. 

“Oh kau kakaknya Niki..” ucap Heeseung. 

“Tidak mirip ya,” komentar Jay langsung mendapat tatap mata tajam dari Sunghoon. 

“Dengar ya.. adikmu itu yang nakal duluan,” kata Jake, “Dia memasukkan kodok ke dalam tasku. Aku balas…”

“Hmm… kau apakan dia?” tanya Sunghoon. 

Jake terdiam, dia sepertinya salah mengungkapkan kenakalannya sendiri. Jake memutuskan untuk tidak berbicara lagi, ia membalikkan badan tapi tangannya dengan cepat di tangkap oleh Sunghoon. Tubuhnya di putar begitu saja sampai akhirnya ia kembali menghadap pada Sunghoon. 

“Keadaan semakin gawat sepertinya,” bisik Jay, “Kabur saja kita.”

“Jangan berani - berani kabur kalian!!” bentak Sunghoon. 

“Ya!!!!” Jake ikut berteriak. Ia menatap tajam kearah Sunghoon, “Jangan teriak - teriak.. aku yang ada di depanmu ini kaget.”

“Dua hari.. datang minta maaf.. buat Niki mau pergi ke sekolah lagi… sebelum…” Sunghoon menghentikan ucapannya. 

“Sebelum apa?” tanya Jake. 

“Sebelum ayah dan ibuku yang turun tangan, mereka galak dan kejam jadi aku yakin kau tidak akan mau berurusan dengan orang tuaku,” jawab Sunghoon. 

“Pantas saja anaknya seperti ini…” Jake menjerit cukup keras ketika Sunghoon memegangi dua lengannya sampai tubuhnya maju lebih dekat pada sosok di depannya. 

“Dua hari…” Sunghoon mengucapkan kata yang sama, bedanya kali ini dia mendekatkan wajahnya pada Jake. Lucu juga orang dihadapannya ini ketika ketakutan. 

“Iya.. iya.. kita ke rumahmu sekarang juga dan membujuk Niki…” kata Jake. 

“Ya!! Aku tidak mau!!” jerit Heeseung yang langsung terdiam melihat tatap tajam Sunghoon, “Okey.. okey.. aku ikut… Dan Jay… jangan kabur.”

 @@@@@

Jake tersenyum lebar, menatap pada Niki yang duduk di bagian sofa tunggal dan tidak menatap balik padanya, pada Jay maupun pada Heeseung. 

“Niki.. maafkan kami ya,” bujuk Jake, “Kau mau minta apa.. bilang saja.. Jay anak orang kaya, siap mengeluarkan uang untukmu.”

“Memangnya keluargaku miskin?” Niki menolehkan kepala dan menatap kesal pada Jake. 

Jake menatap ke sekelilingnya. Saat ini dia berada di salah satu ruang santai yang ada di lantai 4 rumah besar milik keluarga Niki. Di ruang santai ini terdapat satu set permainan yang membuatnya iri dan… dia cukup kesal karena Heeseung malah sudah bermain lantai dansa di depan televisi besar, bergoyang - goyang tanpa ikut membantu membujuk Niki. 

“Ya sudah.. pokoknya kau minta apa… akan aku turuti, asalkan besok berangkat sekolah ya.. dan jangan ngambek lagi,” Jake masih melanjutkan usahanya membujuk Niki. 

“Okey… aku mau Jay hyung dan Heeseung hyung menemaniku bermain kapanpun aku mau,” kata Niki. 

“Siap!!!! sangat tidak masalah,” balas Heeseung yang kemudian lanjut menari - nari. 

“Dan Jake hyung untuk permulaan, buatkan aku cemilan,” kata Niki. 

Jake mengerutkan kening, “Kenapa aku disuruh memasak?”

“Dapurnya ada yang di lantai 4, lantai 1 juga ada,” Niki bangkit berdiri, “Ayo main tembak - tembakan hyung…”

Jake mendengus kesal, apalagi melihat Niki yang langsung bermain dengan gembira bersama dengan Jay dan Heeseung. 

Jake bangkit berdiri, untuk sementara waktu dia turuti saja permintaan bocah aneh bernama Niki ini daripada dia berurusan dengan kakaknya yang sama anehnya dan galak. 

@@@@@

Jake tersenyum lebar melihat cupcake buatannya berhasil matang dengan sangat sukses. Ia hanya perlu menambahkan cream kocok. Tangannya baru saja bergerak untuk menuangkan cream keatas cupcake ketika tangan seseorang terjulur dan mengambil satu cake. 

Jake mendongakkan kepala, menatap pada Sunghoon yang memakan cake buatannya. 

“Enak,” kata Sunghoon singkat. 

Jake mendengus kesal, tapi dia diam saja dan melanjutkan menghias cupcake dengan cream ditangannya. 

“Terima kasih karena sudah berbaik hati mau membujuk Niki,” kata Sunghoon. 

“Yaaah aku juga salah mengurung dia di gudang dan kelupaan sampai semalaman,” kata Jake yang kemudian menegakkan tubuhnya dan tersenyum ke arah Sunghoon, “Terima kasih juga karena tidak sampai melaporkanku ke polisi.”

“Keluargaku malas berurusan dengan polisi, jadi tidak akan ada polisi di perkara ini,” balas Sunghoon, “Kue buatanmu enak… kalau sudah lulus SMA dan tidak  mau kuliah.. bilang padaku.”

Jake membulatkan matanya, “Kau mau menikahiku?”

Sunghoon balas menatap pada Jake. Awalnya, keduanya terdiam, hanya saling tatap sampai kemudian Sunghoon tertawa keras. 

Jake merasa salah dengan ucapannya, ia merasa malu sendiri apalagi Sunghoon tidak berhenti tertawa. Jake melangkahkan kaki, mendekat pada Sunghoon dengan maksud ingin menghentikan laki - laki dihadapannya ini tertawa tidak sopan dan mengejeknya seperti ini, tapi kakinya malah tersandung kaki kursi dan membuat tubuhnya oleng. 

Sunghoon yang ada di hadapan Jake dan melihat bocah SMA pembuat kue dihadapannya ini oleng kearahnya dengan sigap menangkap tubuh Jake yang akhirnya terjatuh di pelukannya. 

Jake dan Sunghoon saling tatap dalam jarak yang begitu dekat. Keduanya terdiam. Berkomunikasi melalui tatap mata dan debar jantung yang semakin cepat dan semakin cepat. 

Jake melepaskan diri dari pelukan Sunghoon. Ia mengalihkan pandangannya tapi sesekali menatap kearah Sunghoon dengan malu - malu. 

@@@@@

Seminggu setelah peristiwa bujuk membujuk Niki yang dilakukan oleh Jake. Bocah kelas satu itu akhirnya mau berangkat sekolah dan… 

Jake menggeser duduknya, mendekat pada Heeseung. 

“Mereka berdua pacaran ya,” ucap Jake yang menatap curiga kearah Jay dan Niki yang duduk di meja di depannya. Jay yang biasanya galak dengan seseorang terlihat sangat bahagia sekali bersama dengan Niki, saling suap menyuap, kadang Jay mengelus - elus rambut Niki. 

“Sepertinya sih iya,” balas Heeseung, “Tapi aku yakin enggak akan bilang pada kakaknya yang galak itu sih.

“Eh.. kalian berdua kalau mau pulang duluan, pulang saja,” Jay bangkit berdiri, “Aku sama Niki mau pergi ke suatu tempat dulu.”

“Kau sudah izin pada kakakmu belum Niki?” tanya Heeseung. 

“Sudah kok tenang saja. Aku bilang kalau mau menginap di rumah Jay hyung malam ini dan sudah diizinkan,” kata Niki yang ikut bangkit berdiri. 

“Jangan di apa - apakan anak orang ya Jay… kalau mau melakukannya ya pemanasan yang benar dan pakai kondom,” kata Jake. 

“Ya!!! Jangan bicara ngawur…” Heeseung nyaris mencekik temannya sendiri. 

Niki hanya berdiri diam dan menatap kearah Jay seperti meminta penjelasan. 

“Jangan dipikirkan.. sudah.. diam saja… kita… pergi main bola basket saja,” Jay buru - buru membawa pergi Niki dari hadapan dua temannya. Ia khawatir akan ada ucapan - ucapan aneh lainnya yang belum pantas didengar oleh Niki.

@@@@@

Jake menatap heran ketika melihat Sunghoon berdiri di depan gerbang sekolah dengan sebuah mobil yang kelihatan mahal berwarna hitam. Ia melangkah mendekat pada Sunghoon sendirian, Heeseung mendadak ada kepentingan yang membuat harus pulang lebih awal. 

“Kau mau menjemput Niki ya hyung,” kata Jake begitu berada di hadapan Sunghoon. 

“Tidak.. dia tadi bilang mau menginap ke rumah Jay,” jawab Sunghoon. 

“Terus kenapa kau ada disini?” tanya Jake. 

Sunghoon membuka pintu mobil dan memberi kode pada Jake untuk masuk, “Untuk memberikan hukuman pada orang yang berbicara aneh mengenai kondom dan pemanasan pada adikku sampai dia bertanya padaku apa maksud ucapannya itu.”

Tubuh Jake menegang, ia baru saja akan membalikkan badan dan kabur tapi tangannya sudah di pegang erat oleh Sunghoon. 

“Masuk.. atau aku paksa…”

Jake mendengus kesal, “Kenapa suka sekali memaksa sih?”

Meski dengan kekesalan luar biasa, Jake akhirnya nurut juga. Ia duduk di dalam mobil, menatap pada Sunghoon yang juga masuk kedalam mobil dan duduk disebelahnya. 

“Kau tidak serius mau menghukumku kan…” Jake langsung menghentikan ucapannya saat Sunghoon mendekatkan tubuh kepadanya. Jake memalingkan wajah agar tidak langsung bertatap muka dengan Sunghoon, “Mau apa kau?? Jangan dekat - dekat…”

“Akan tetap aku hukum,” kata Sunghoon, “Niki itu baru 16 tahun dan kau sudah bicara sembarangan.”

Jake menolehkan kepala, menatap pada Sunghoon ternyata laki - laki di depannya ini memasangkan sabuk pengaman untuknya. Selesai memasang sabuk pengaman, Sunghoon menatap ke arah Jake, “Jadi untuk hari ini menurut padaku, lakukan apa yang aku perintahkan. Itu hukumanmu.”

Jake balik menatap kearah Sunghoon, “Aku masih dibawah umur lho hyung..”

Sunghoon tersenyum lebar dan sialnya Jake merasa senyuman Sunghoon begitu manis, begitu tampan.

“Jauhkan pikiran kotormu itu,” Sunghoon kembali duduk di tempatnya dan mulai menyalakan mobilnya. 

Jake memang akhirnya hanya bisa memilih pasrah saja dengan apa yang akan terjadi padanya nanti. Semoga saja dia tidak mendapat hukuman yang terlalu berat. 

@@@@@

Jake keluar dari mobil, menatap aneh kearah sebuah kafe yang ada di hadapannya. Cafe dengan bangunan 2 lantai bergaya eropa abad pertengahan ini terlihat mewah, dan juga nyaman digunakan untuk berkumpul bersama dengan teman - teman. Hanya saja, Jake tidak melihat ada kegiatan di cafe hadapannya ini. 

“Ayo masuk,” ajak Sunghoon. 

Jake mengikuti langkah kaki Sunghoon. Ia melihat laki - laki dihadapannya ini membuka pintu depan cafe dengan sebuah kunci, “Cafe ini milikmu hyung.”

“Iya.. tapi belum beroperasi,” kata Sunghoon yang membukakan pintu dan mempersilahkan Jake untuk masuk. 

Jake melangkah masuk dengan senyuman lebar, “Mau ngapain kita kesini hyung?”

“Karena kau pintar membuat kue… buatkan aku kue…”

Jake melotot kearah Sunghoon, lagi - lagi dia disuruh memasang. Dua kakak beradik yang terlalu terobsesi dengan masakannya. 

“Baiklah.. dimana dapurnya?” tanya Jake. 

Alih - alih mendapatkan jawaban, Jake malah mendapatkan Sunghoon yang berdiri begitu dekat padanya. Jake menatap pada Sunghoon, bibirnya masih belum berkata apapun ketika Sunghoon mengambil dua tangannya dan menggenggamnya lembut. 

“Sebelum kau mulai masak,” Sunghoon tersenyum lembut kearah Jake, “Jawab dulu pertanyaanku.”

Jantung Jake mulai berpacu dengan cepat, ia khawatir Sunghoon akan bertanya aneh - aneh. 

“Apa kau mau menjadi kekasihku?”

Jake mengedipkan matanya beberapa kali, “Apa hyung?”

“Kau… aku jatuh cinta padamu. Jadi apa kau mau menjadi kekasihku?” tanya Sunghoon lagi. 

Jake mengedipkan matanya lagi beberapa kali. 

“Kalau kelamaan jawab aku pergi nih,” Sunghoon yang tidak sabaran mulai mengeluarkan ancamannya. 

Jake melepaskan pegangan tangan Sunghoon di tangannya, “Sebentar hyung… aku kaget…”

“Jadi.. tidak mau nih?” tanya Sunghoon. 

Jake menatap kearah Sunghoon, di matanya saat ini benar - benar hanya ada sosok Sunghoon yang menatap padanya dengan penuh harap. Jake tersenyum lembut, ia menganggukkan kepalanya dan memekik terkejut ketika tiba - tiba saja Sunghoon memeluk tubuhnya. 

Jake terdiam beberapa saat sebelum akhirnya balas memeluk pada tubuh Sunghoon. 

@@@@@

Niki baru saja bangun dari tidurnya, ia mengucek - ngucek mata dan melangkah menuju dapur di lantai 4 dengan mata setengah terpejam. Bau harum dari dapur membuatnya melangkah menuju dapur. Dan ketika matanya menatap kearah dapur ia melihat sesuatu yang agak aneh. 

“Coba cicipi.. pasti enak,” kata Jake yang menyodorkan sendok dengan potongan daging dan kuah hangat.

Sunghoon memeluk tubuh Jake dari belakang dan menerima suapan dari sang kekasih, “Enak.. memang selalu enak masakan buatanmu.”

Dahi Niki mengkerut, dia memang tahu kalau Jake menginap dirumahnya karena Heeseung dan Jay juga ikut menginap tapi pemandangan di pagi ini membuatnya yakin jika terjadi sesuatu pada kakaknya dan kakak kelasnya itu. 

“Aku mau mencicipi yang lain juga dong,” kata Sunghoon yang kemudian mencium lembut pada pipi Jake.

Niki masih berdiri di tempatnya ketika melihat kakaknya itu mulai bergerak mencium bibir Jake. Dia yang sedang mengamati pergerakan Sunghoon dan Jake terganggu dengan telapak tangan yang menutup matanya. 

“Niki cuci muka dulu yuk sayang…” ucap Hoseok - sang ibu sambil menarik pelan tubuh Niki menjauh dari dapur. 

“Hmmm dasar keturunan Jeon… pagi - pagi sudah bersemangat saja dia,” komentar dari ayah Niki - Jeon Jungkook mengalir. 

Niki tersenyum kearah ibunya ketika ia melangkah di koridor untuk kembali ke kamar mandinya, “Eomma… memang kalau mencicipi masakan harus dipeluk dari belakang?”

“Tidak… biarkan saja mereka mencicipi dengan gaya mereka sendiri,” kata Hoseok yang menggandeng tangan Niki  agar cepat menuju kamar mandi dan tidak lagi menonton kegiatan pagi Sunghoon dan Jake. 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya PART 1
2
0
Petualangan dimulai
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan