“Sssttt, Sayang maafkan aku, aku sudah menyakitimu.”
Adena tidak menjawabnya dia terus menangis. Pikirannya sangat kalut, batinnya berperang hebat dengan raganya. Bahkan perasaan serta logikanya juga ikut berperang.
“Sayang, aku sangat mencintaimu. Maafkan kebodohanku yang selalu melukaimu. aku tidak ingin berpisah denganmu. Aku sangat mencintaimu Sayang. Maafkan aku.” Bisik Dzaki lembut di telinga Adena.
“Dzaki, aku lelah. Aku ingin tidur.” Bisiknya. Tenaga Adena seperti terserap habis. Kepalanya...