
Karina menyewa sebuah rumah tua untuk cafe. Namun, pohon besar di halaman belakang rumah itu … cukup mengkhawatirkan ….
---
Bismillah, tulisan ini diikutkan dalam #TantanganKarina
Terinspirasi dari komik https://karyakarsa.com/HatiBajaComic / agustian noor
***
"Apa kamu yakin mau sewa rumah di sini, Karina?"
"Yes. Konsep cafe yang sedang hype sekarang kan back to nature dan vintage," terang Karina. Dia menarik tuas persneling, ketika mobilnya melintasi jalanan yang belum tertutup aspal. "Lihatlah, estetika lingkungan ini sangat cocok untuk foto-foto."
"Haa … ntar malah banyak penampakan loh!" Kelakar Virgo.
Karina hanya terkekeh.
Pilihannya memang jatuh pada sebuah rumah tua, berarsitektur Belanda. Area teduh itu dikelilingi pohon-pohon besar dan terletak di tengah Kota Dubs.
***
"Silahkan masuk, Mbak. Sepertilah ini keadaan rumahnya."
Karina dan Virgo melangkah ke dalam rumah beratap sirap itu. Bola mata mereka tidak berhenti memindai detil bangunan. Virgo pun langsung sibuk, memotret beberapa bagian rumah.
Karina sendiri sangat menyukai rumah tua itu. Dia mulai berkeliling, hingga langkahnya terhenti di bagian halaman belakang yang rindang. Namun … atensinya tertuju pada sepasang pria dan wanita yang sedang bersimpuh di bawah sebuah pohon besar.
"Saya sudah memanggil orang untuk menebang pohon bunut tua itu, tetapi tidak ada yang berhasil."
Pundak Karina berjengit. Tiba-tiba saja pemilik rumah berdiri di sampingnya. "Po— pohon bunut tua? Memangnya apa yang mereka lakukan, Pak?"
"Saya sendiri tidak tahu bagaimana awal mulanya. Katanya ada Dukun … yang menyuruh mereka melakukan ritual meminta keturunan pada pohon itu."
Karina menaikkan alisnya, perempuan 23 tahun itu jelas tidak mempercayai hal-hal berbau klenik. Rasanya dia lebih khawatir kalau pohon itu roboh dan menimpa rumah, apalagi ketika hujan besar datang.
"Hm, aku akan mencari orang untuk menebang pohon itu ...."
***
"Ada lagi yang datang?"
Karina menyusul Virgo yang masih berdiri di depan jendela, ternyata pasangan itu sudah pergi.
"Bagaimana ini? Kalau dibiarkan, pengunjung cafe kita pasti ketakutan," Virgo berdengus dan kembali ke meja dapur.
Karina kembali memeriksa ponselnya. "Orang yang mau menebang pohon itu … tidak membalas pesanku."
Virgo melirik Karina dengan mimik tegang. "Jangan-jangan, tidak ada yang mau menebang pohon itu."
Karina bergeming.
Pada akhirnya, Karina memutuskan untuk memeriksa pohon tua itu. Dia terkesima, ternyata pohon bunut itu lebih besar dari perkiraannya. Guratan-guratan kulit tuanya tampak seperti fosil yang membatu, dahan-dahannya besar dan gagah seakan merangkak ke angkasa.
Tidak ada keanehan, kecuali ulah manusia yang meninggalkan sisa dupa, bunga beraneka ragam, dan beberapa makanan seperti bubur merah-putih, buah-buahan dan juga kopi, di sekitar akar pohon yang mencuat.
"Ah, macam-macam saja. Bukannya memeriksakan diri ke dokter, malah ngasih makan pohon bunut."
Karina memotek satu pisang yang tersaji dan memakannya. Baru saja menelan pisang manis itu … sisa pisangnya terjatuh dari tangan. Karina terperangah, tengkuknya seperti terpapar sesuatu yang panas.
Karina terduduk kaku, dengan bola mata yang nyaris meloncat. Nyalinya menciut.
Mahluk hitam itu hampir setinggi pohon bunut! Sekujur tubuhnya dipenuhi bulu panjang sehitam jelaga. Satu mata di dahinya berpendar semerah darah, dan memamerkan gigi taringnya yang panjang.
Mahluk raksasa itu menyeringai … karena Karina bisa melihatnya.
***
Inspired: https://karyakarsa.com/HatiBajaComic / agustian noor
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
