[OC] MY EX

3
0
Deskripsi

DARSYA STORY.

"Setiap orang pasti berubah."

Ersya menoleh, memperhatikan figur wajah Darren yang lebih tegas."Aku enggak. Tapi kamu iya."

"Aku masih sama."

Keduanya bertatapan lama.

"Enggak. Kamu sekarang lebih ganteng kok."

Darren sontak terdiam. Ia buang muka.

Telinganya merah. 

Ersya terkikik geli. 

Hal yang masih sama adalah Darren yang pemalu ketika Ersya menggodanya.

Hubungan keduanya telah berakhir. 

Harusnya kisah mereka telah tamat. Tak akan ada lagi kisah baru dengan nama mereka sebagai tokoh utama. Kenangan indah harusnya dikubur dalam-dalam bersama akhir dari kisah cinta itu sendiri. Jalan keduanya masih lebar, memulai hubungan baru dengan orang yang berbeda itu sudah jadi pilihan paling wajar.

Seharusnya memang seperti itu. 

Hanya saja siapa bisa melawan jika Tuhan telah lebih dulu berkehendak? 

Siapa bisa melawan jika Tuhan sudah bertitah?

Lebih tepatnya tangan Tuhan lewat seorang Ibu. 

"Bu, tahukan kalau aku sama Ersya sudah lama putus. Kita enggak bisa tinggal—"

Seorang wanita paruh baya dengan rambut pendek yang mulai memutih mengangguk beberapa kali, rautnya datar, mata sipit berbingkai kacamata itu melirik tanpa minat anak lelakinya yang kini memasang wajah protes. Penuh penolakan dan kekesalan.

"Iya, Ibu tahu kalau kalian putus. Jadi enggak ada salahnya kan kalau tinggal bareng sementara waktu? Lagipula tempat mana yang mau menerima kamu sekarang? Besok sudah masuk ospek."

"Aku bisa ke— ke hotel."

Ibu menggelengkan kepala, tanda tak setuju. Perhatiannya lalu beralih pada seorang lelaki lain yang berstatus sebagai mantan pacar. Berdiri canggung seraya memainkan kancing kemejanya. "Ersya, Ibu titip Darren ya. Kalau dia rewel telpon saja Ibu."

Si pemilik nama tersenyum simpul, "Ibu enggak perlu khawatir. Aku pasti jagain Darren. Tenang saja."

Wanita paruh baya itu tersenyum lembut. Ersya dengan tubuh yang kecil dipeluk. "Terima kasih ya."

:

:

"Kamu bisa berhenti di hotel terdekat. Aku bisa tidur disitu untuk sementara waktu."

Semua ini bermula dari ibu Darren–Bu Galuh  yang menelpon Ersya saat ia tengah beres-beres kamarnya dan hendak pergi ke kota sebelah. Ia harus kembali bekerja besok hari, jadi malam ini harus berangkat.

'Sya, ibunya Darren.'

Segala kegiatannya sontak terhenti. Ersya berubah linglung hingga suara di line seberang memanggilnya beberapa kali.

'Iya, Bu. Ini Ersya. Ada apa?'

Agak lama Ersya menunggu akhirnya suara itu kembali terdengar. Kalimat singkat yang membuatnya menahan napas dan kaku sejenak.

'Kamu masih kerja disana kan? Darren boleh nginep sebentar enggak, Sya?'

Duh. 

Ersya lemas seketika.

"Kamu bisa tidur di tempatku. Enggak apa-apa," sahut Ersya kalem. Sesekali ia mengeratkan pegangan pada kemudi. Apalagi saat alunan musik di radio berhenti. Menciptakan kesunyian yang di benci.

"Aku enggak bisa. Kamu pasti enggak nyaman kan?"

Jika boleh jujur, Ersya malah senang. Jauh dalam lubuk hatinya. Tapi ia tak bisa terang-terangan. Apalagi status mereka sudah mantan.

Ia yang lebih dewasa harus bisa mengontrol segala ekspresi.

"Aku enggak masalah. Serius. Lagipula ranjangku juga besar."

Ersya melirik sekilas saat mendengar Darren berdecak. "Tubuhku itu tinggi. Kalau aku disana, pasti kamu kesempitan."

"Enggak. Tenang aja. Aku juga sudah janji sama Ibu kamu."

Dua tahun lalu, ketika mereka masih menjalin hubungan, Darren selalu sama. Lelaki itu kadang bertingkah kekanakan. Tak jarang bertingkah dewasa. 

Putusnya hubungan mereka pun hanya karena Ersya yang sibuk bekerja dan Darren yang merasa kurang di perhatikan. Mereka hanya bertemu dua minggu sekali dan Darren merasa kurang. Perbedaan umur 4 tahun mungkin juga jadi pemicunya.

"Terserah kamu."

Hanya saja perbedaan yang mencolok bagi Ersya adalah tubuh Darren yang jauh lebih tinggi dan hilangnya kacamata yang dulu selalu bertengger di hidungnya.

Dia sekarang jauh lebih tampan.

"Kamu … berubah," gumam Ersya. Ia menarik tuas rem dan mobil berhenti di lampu merah.

"Setiap orang pasti berubah."

Ersya menoleh, memperhatikan figur wajah Darren yang lebih tegas."Aku enggak. Tapi kamu iya."

"Aku masih sama."

Keduanya bertatapan lama.

"Enggak. Kamu sekarang lebih ganteng kok."

Darren sontak terdiam. Ia buang muka.

Telinganya merah. 

Ersya terkikik geli. 

Hal yang masih sama adalah Darren yang pemalu ketika Ersya menggodanya.


Cerita pendek tentang mantan ehehe. Jadi kalau biasanya Darren yang lebih tua, kali ini kebalikannya. Ersya itu pegawai kampus (admin prodi) dan Darren jadi mahasiswa baru.

Mungkin udah ketebak jalan ceritanya. Kalian juga sering nemu cerita kayak gini dan ceritaku pun entah kenapa juga mirip". Aku lagi suka cerita modelan begini, anak kampus yang lucu" gitu wkkww. Kalau kalian bosen boleh di skip aja hehe, aku cuma menuangkan ide yang ada dikepala.

sampai jumpa lagi~
 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
My Ex
Selanjutnya [OC] MY EX — 1
4
0
Darsya Story.Tanpa menatap ia berucap, Jangan mandi, Sya. Nanti kamu sakit.Ersya meleleh ditempat.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan