
“Pertanda itu ternyata benar-benar hadir. Sulit diyakini, suplir biru itu bersinar di kegelapan. Sontak aku berlari mengangkutnya menuju gubuk di seberang danau yang Ayah maksud. Gubuk itu amat misterius, jika kau melihatnya dari jauh maka yang terlihat hanya rumah papan dan pohon-pohon meranggas di sekitarnya. Sebelum ada wasiat, tidak sekalipun terlintas niat untuk mendekat ke sana, karena tempat itu mengingatkanku pada satu lukisan di dinding rumahku yang lama.”
Logika Rasa
69
1
13
Selesai
Kumpulan cerpen yang saya tulis sejak 2019-2021. Cerpen-cerpen ini beberapa pernah terpilih dalam kompetisi menulis.
1,028 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Cerpen
Selanjutnya
Suami Tak Berkemaluan
5
0
Awalnya, Bening Mata mengira pengakuan aneh itu upaya suaminya memberi kejutan di malam terbaik mereka. Supaya ia makin dag-dig-dug menunggu puncak keintiman yang bakal terjadi selanjutnya. Namun, Bang Kai terus berusaha meyakinkannya bahwa yang ia katakan adalah kebenaran. Bening Mata tahu benar suaminya itu sangat humoris, sebab itulah ia menyukai Bang Kai meskipun secara penampilan sangat jauh dari kriteria suami idamannya: hidung mancung, bertubuh tinggi, dan berkulit sawo matang. Bang Kai justru sebaliknya, ia pesek, tidak tinggi tapi tidak pula terlalu pendek, dan kulitnya putih, lebih putih daripada Bening Mata sendiri, sehingga ia sering mengejek suaminya Anak Sagu.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan
