
“Sesudah mengenakan kebaya putih sepanjang pinggulmu, kau tersenyum puas. Kamu tidak pernah menyangka, setelah sekian lamanya tangis, duka, dan pedih yang menghimpit tubuhmu, tetapi pesonamu tetap terpancar dari refleksi cermin itu. Betapa pun, masa gadismu yang pilu harus segera dilepaskan. Cukuplah semua kalimat-kalimat pedih yang membuatmu lelah dan menderita, dan sekarang telah tiba waktunya kamu menikmati kegembiraan demi menyongsong hari esok yang lebih baik.”
Logika Rasa
69
1
13
Selesai
Kumpulan cerpen yang saya tulis sejak 2019-2021. Cerpen-cerpen ini beberapa pernah terpilih dalam kompetisi menulis.
1,073 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Cerpen
Selanjutnya
Setengah Kehidupan
5
0
“Dua puluh menit kemudian saya sudah berdiri di rumah, tempat itu serupa kuburan. Papa terduduk di lantai, menyandarkan kepalanya ke dinding. Mama terisak-isak dipelukan Ariana. Satu-satunya yang menjelaskan semuanya adalah air mata mereka. Saya tidak menemukan Daniel. Meskipun saya tidak tahu apa-apa, tapi entah kenapa pikiran saya ikut gundah, tubuh saya limbung. Linglung. Tidak mungkin sebab itu, batin saya membantah.”
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan
