Namaku Maya. Dulu semasa kecil, aku selalu bermimpi menjadi orang lain. Saat lelah, aku akan bicara pada bayanganku sendiri. Berbagi tentang banyak hal. Dari sesuatu yang memalukan hingga perasaan paling menyedihkan. Kalau kata orang, aku punya teman khayalan.

Duniaku berubah saat orangtuaku memutuskan untuk bercerai. Ayah berselingkuh lalu meninggalkan kami demi perempuan lain. Sejak hari di mana ayah membalikkan punggungku padaku, jiwaku serasa terpisah menjadi dua.

Setelah perpisahan itu, ibu kewalahan. Keadaan kami begitu sulit. Untuk makan susah apalagi sekolah. Situasi mendorong ibu menekan psikologisku. Ia menuntut agar aku menjadi yang terbaik. Tanpa les, tanpa koneksi apapun, ibu mengharuskanku menjadi nomor satu. Rupanya kekecewaannya pada ayah dilampiaskannya padaku. Ibu terus membentuk karakterku sesuai keinginannya dan aku selalu menurut saja. Tanpa tahu kalau aku tengah stres sendirian. Aku banyak menelan obat agar bisa terjaga dan terus belajar. Kadang aku menjadi seorang yang ambius karena dipaksa menjadi sempurna. Tanpa sadar kalau mentalku rusak karenanya.

Alter egoku muncul saat usiaku menginjak sembilan belas tahun. Saat itu aku menemukan diriku berpakaian tidak sesuai gayaku. Rambut disemprot warna dengan celana pendek di atas lutut. Di tahun pertama kemunculannya, aku ketakutan, tapi seiring waktu aku mulai menerimanya menjadi bagian dari diriku.

Alter egoku bernama Sarah. Ia punya karakter yang sangat bertolak belakang dari sifatku sehari-hari. Sarah meledak-ledak,bicara blak-blakan dan stylish. Sedang aku pendiam dan suka gaya sederhana. Kami berkomunikasi lewat kertas dan saling berjanji tidak akan menyakiti satu sama lain. Yang aku tahu alter ego tidak berbahaya asal ia tidak mencuri banyak jam tidur. Sarah hanyalah wujud dari keinginan terpendam, jadi aku memutuskan untuk hidup berdampingan.

Hingga sebuah penyesalan datang saat Sarah jatuh cinta. Ia berubah menjadi mengerikan dan ingin menguasai seratus persen waktuku

MY ALTER EGO