Pernikahan adalah hal yang paling didambakan perempuan. Menemukan pendamping hidup sesuai keinginan. Menikah dengan cinta. Aku, Sagina Tjahjana, juga pernah berpikir begitu. Ingin menikah dengan dengan lelaki yang aku cintai. Lelaki yang bersikap dewasa memanjakanku sebagai kekasihnya. Sayangnya, sekarang aku menikahi lelaki yang benar-benar dewasa, namun wajahnya itu loh lebih muda dari umurnya.

*

"Jangan dandan lama-lama"

"Iya mas"

"Gina! Dasi saya kamu taruh mana"

Aku mengelus dada, sabar!

"Kancing kemeja saya lepas, bisa kamu jahit sebentar"

Haduh, belum juga ketemu dasinya Mas Garin sudah mengeluh tentang kemejanya. Kemeja lain masih banyak mas, aku membatin.

Aku sudah terbiasa, kenyang dengan segala keluhan atau nasihat bahkan perintah dari mas Garin, yang sialnya dia suamiku. Menikah dengan seorang Garin Den Wasadjatmika tidak masuk dalam catatan kehidupan impianku. Menikah dengan lelaki yang kucintai lalu hidup bahagia seperti novel-novel romantis ternyata hanya bayanganku saja. Kalau tidak karena terdorong kondisi, aku tidak akan menikah dengan duda beranak satu yang merepotkan minta ampun. Sialnya lagi! Mas Garin terlalu tampan untuk aku tidak jatuh cinta padanya.

"Gina! anak kamu tuh teriak-teriak"

Aku mengelus dada. Giliran repot-repot gini aja putra Mas Garin itu menjadi anakku.

Sabar Gina! menyemangati diriku yang harus ekstra sabar menghadapi suamiku dan anaknya yang banyak maunya ini.

-------

Note : Cerita keluarga pasaran, penuh intrik kealayan sinetron.

My Troublesome Husband