
Dave tak tahu lagi akan dibawa sampai kemana kehancuran keluarganya ini. Semua rasa lelah hari ini di sekolah, hanya pembuka saja. Nyatanya, di tempat yang orang-orang sebut rumah, bagi Dave tempat itu tak lebih dari tempat pertama yang membunuh jiwanya sampai ke akar-akar.
“Kita bisa bicara baik-baik. Please, berhenti.”
COME TO LEAVE
1
0
3
Berlanjut
Rahasia kedua orang tuanya yang terkuak sungguh memuakkan. Keluarganya semakin hancur bersama tubuh yang turut melebur bersama kata lemah dan lelah.Tak tahu dan tak mengerti apa yang sebenarnya Tuhan inginkan darinya. Dave hanya ingin menjalani hidupnya dengan normal. Mencintai dan dicintai. Bukan melulu oleh kekasih, melainkan oleh Stevi dan Rendra selaku kedua orang tua kandungnya sendiri.Bersahabat dengan Melvan dan bertemu dengan Naya merupakan salah satu hal yang bisa melupakan semua luka yang ada, meski hanya sementara.Dapatkah Dave kembali menjalani hidup seperti biasa, tak merasa terganggu dengan kehancuran keluarga, serta kerapuhan diri yang semakin menjadi?
929 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Sebelumnya
"Biasanya anak pintar itu pelit."
1
0
Jelas-jelas yang salah orangnya. Ah, ralat, cara mengerjakannya. Malah rumus yang sudah ada ribuan tahun lalu, disangka tidak benar dan dicemooh habis-habisan. Matematika memang semenyenangkan itu, bukan? Untung saja ada perempuan baik hati yang mau menggarap tugas untuknya. Padahal baru kenal, tetapi sudah ngelunjak saja minta dibikinin tugas. Yang penting tugas selesai, toh, mereka sama-sama pernah diuntungkan satu sama lain.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan