Jilatan pertama

0
0
Deskripsi

Chapter 2

Permainan lidah Om Raz sudah menyusuri perutku, aku kaget ketika ternyata Om Raz semakin turun dan mulai memainkan apem ku dengan lidahnya, sebelumnya belum pernah aku diperlakukan seperti ini dan bahkan oleh mantan suami ku dulu.

“Jangan Om, jangan, aku belum pernah, nggak usahlah” teriakku terkaget sambil mendorong kepalanya menjauh dari selangkanganku memberi perlawanan.

“Percaya deh, kamu pasti suka, kalau udah tahu rasanya pasti ketagihan” katan Om Raz.

Seakan tanpa memperdulikan protesku, Om Raz langsung membenamkan kepalanya di antara dua pahaku, perlawananku terhenti ketika lidahnya mulai menyentuh apemku dan berganti dengan desahan desahan kenikmatan. Dia mempermainkan lidahnya di dalam apem ku dengan begitu bergairah, ku remas remas rambutnya dengan kedua tanganku secara acak karena aku merasa  semakin terbuai dalam permainannya.

Kurasakan kenikmatan yang luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya dan bahkan seumur hidupku aku belum pernah membayangkan nya, mantan suami ku dulu tidak pernah melakukannya karena hal semacam itu aku anggap hanya pantas dilakukan di film dewasa saja, tapi kini aku mengalaminya dan begitu menikmatinya.

“Sshh.. sshh.. sshh.. ssuddaah aahh” desahku, tak tahan menahan kenikmatan yang baru kualami.

Kutarik rambut Om Raz ke atas untuk menghentikan permainan lidahnya, tapi Om Raz tetap melanjutkannya sambil mempermainkan ujung asetku dengan tangannya, aku semakin tak karuan dan begitu terhanyut dalam kenikmatan yang luar biasa.

Tidak lama kemudian Om Raz segera menghentikan kegiatannya tersebut dan telentang di sampingku.

"Gantian ya" Kata Om Raz sambil menarik lenganku agar aku tengkurap di atas tubuhnya.

"Gantian?" Tanyaku terkejut

"Iya, kamu mainkan punyaku seperti aku melakukannya kepadamu" Kata Om Raz

"Dengan bibirmu" Sambungnya kembali

"Aku tidak mau Om" Kataku tegas

masalah lain timbul ketika Om Raz minta aku melakukan seperti yang Om Raz lakukan terhadap apemku. aku berusaha untuk menolak nya dengan tegas. Seumur hidupku,  baru sekali aku melakukan dengan mantan suamiku, dan itupun setelah mantan suamiku tersebut memaksaku dan aku tidak pernah mau melakukan lagi, hal semacam itu menurutku terlalu menjijikkan. buatku, hal itu hanya pantas dilakukan di dalam film dewasa.

"Aku sudah membayar cukup mahal untuk bisa mendapatkan kepuasan darimu, lakukan apa yang aku mau" Kata Om Raz dengan tegas

Om Raz tetap terus memaksaku meskipun tidak dengan fisik, tapi ucapan nya yang terdengar sangat merendahkan ku memaksaku untuk tetap melakukan itu. Aku menangis di dalam hatiku mendengar apa yang diucapkan nya, tapi aku kemudian berpikir memang seharusnya dia yang sudah menyewa ku dengan mahal harus dapat kepuasan dariku karena aku tahu pasti bahwa kepuasan itulah satu satunya yang diinginkannya dengan menyewa ku.

dengan penuh keraguan akhirnya kupegang dan dengan ujung lidahku aku menyentuh  ujung senjatanya yang sedikit basah, berulang kali aku meludah di sprei karena cairan yang ada di ujung senjata itu, ujung senjata Om Raz terasa asin dan sangat asing bagiku. Aku merasa sangat ingin muntah karena perutku terasa sangat mual mengingat cairan yang sempat terasa di ujung lidahku.

Sekali lagi aku harus mengakui kesabaran Om Raz menerima perlakuanku kepada nya, mungkin Om Raz dapat melihat bahwa aku beberapa kali terlihat seperti mau muntah ketika menuruti permintaannya. Om Raz dengan begitu sabar terus memberi arahan dan rayuan hingga akhir aku tak tega, aku juga berpikir bahwa Om Raz juga sudah melakukan hal yang sama terhadap apem ku dan sempat membuatku merasakan sensasi yang luar biasa.

Dengan menahan segala perasaan masuklah ujung senjatanya itu ke mulutku, meskipun terasa sangat asing di dalam mulutku, aku berusaha tetap menahannya dan makin lama makin dalam senjata itu di aku masukkan ke dalam mulutku meskipun dengan penuh perjuangan dariku hingga berkali kali aku harus mengusap ludahku dengan sprei, ini adalah senjata pria kedua yang masuk mulutku.

Seringkali kurasakan gigiku menggesek senjata miliknya tersebut tapi Om Raz Terdengar tetap mendesah desah dan tanpa aku sadari desahannya membuatku ikut bergairah, aku masih belum tahu bagaimana memperlakukan senjata itu di mulutku kecuali keluar masuk dan menggesek bibir dan terkadang gigiku.

Akhirnya Om Raz merebahkan ku kembali di ranjang di sampingnya dan Om Raz segera membalik tubuhnya hingga tubuhnya berada di atas tubuhku yang sudah tanpa pakaian sama sekali. kembali jantungku berdegup kencang, ada perasaan tidak karuan berkecamuk di dadaku ketika Om Raz mulai mengusapkan senjatanya ke bibir apemku.

Disini, di ranjang ini dengan orang ini aku pertama kali harus menyerahkan harkat kehormatanku sebagai seorang wanita, inilah tonggak awal sejarah kehidupanku, inilah saat aku mengawali profesiku, inilah saat mulai menyerahkan tubuhku pada siapapun yang mampu membayar aku, inilah saatnya aku mulai belajar menikmati permainan ranjang dengan siapapun tanpa ada rasa cinta yang selama ini aku agung agungkan dan inilah saatnya aku memendam segala perasaan demi kepuasan orang yang membayar aku, tanpa kusadari air mata menetes dari ujung mataku, segera ku sapu dengan tanganku, aku tak mau Om Raz melihatnya.

Perlahan lahan senjata Om Raz menembus apem ku yang sudah lebih 2 tahun tidak tersentuh, kurasakan rasa nyeri ketika senjata  itu masuk makin dalam, aku kembali teringat saat pertama kali berhubungan badan waktu aku masih sekolah dulu. Rasa nyeri yang aku rasakan saat ini tidak jauh berbeda dari ketika aku pertama kali melakukannya dengan mantan suami yang saat itu masih berstatus sebagai pacar.

Dengan senjata Om Raz yang besar itu rasanya bibir apem ku seperti tersobek, Om Raz mendorong nya hingga semakin lama makin dalam hingga akhirnya semua senjatanya tertanam dengan sempurna. Senjata Om Raz yang besar itu serasa sangat penuh mengisi  apem ku. Aku memejamkan mataku sambil menggigit bibirku, aku sama sekali tak berani menggerakkan kakiku karena dalam pikirannku pasti aku akan merasakan nyeri kembali. Senjata Om Raz begitu besar dan seolah mengganjal bagian dalam tubuhku.

Aku merasa beruntung karena Om Raz seakan mengerti apa yang sedang aku pikirkan dan dia mendiamkan sejenak senjata tersebut tetap di dalam tubuhku tanpa menggerakkannya sama sekali, Om Raz kemudian mulai kembali meraba raba dan meremas remas asetku di dada untuk memberikan perasaan santai dan rileks kepadaku.

"Masih sakit?" Bisik Om Raz di telingaku

Aku tidak dapat menjawabnya dan hanya bisa menganggukkan kepala membenarkan apa yang Om Raz katakan. Om Raz dengan lembut mengeluarkan lidahnya dan kemudian memasukkannya ke dalam telingaku sebelah kiri dan tangannya tetap aktif meremas aset ku dan membuatku semakin lama semakin rileks meskipun masih ada senjata Om Raz yang besar itu di dalam tubuhku.

Setalah aku semakin santai, Om Raz Pelan pelan mulai menarik keluar senjatanya lalu pelan pula dia mendorong masuk kembali, begitu berkali kali hingga akhirnya rasa nyeri berubah menjadi nikmat, setiap gerakan senjatanya di apem ku menimbulkan kenikmatan bagiku, apalagi sudah 2 tahun aku tidak berhubungan badan dengan siapapun.

Apem ku sudah mulai basah dan rileks hingga akhirnya Om Raz mulai mempercepat gerakannya, aku sudah mulai mendesis dan mendesah kenikmatan, sungguh kenikmatan yang sudah lama tidak kurasakan, terlupakan sudah air mata yang sempat menetes, ku lupakan sudah harkat kewanitaan ku, dan terlupakan sudah dengan siapa aku sekarang sedang melakukan nya.

Dengan lihainya Om Raz memberiku rangsangan kenikmatan yang lain, tangannya mengelus pahaku, meremas asetku di dada, mengulum ujungnya, mencium bibirku, mengulum telingaku, semua dilakukan tanpa menghentikan gerakannya, membuat aku makin menggeliat geliat dalam kenikmatan.

Aku sudah melupakan bahwa aku sedang bercinta dengan orang asing yang baru aku kenal satu jam yang lalu, aku sudah melupakan bahwa aku tidak mencintai orang ini, aku sudah melupakan bahwa orang ini usianya sebaya dengan papaku, bahkan aku sudah melupakan bahwa aku sedang bercinta dengan suami orang, bahkan aku sudah tak sadar bahwa aku sudah mulai menikmati bercinta tanpa feeling apapun kecuali berdasar uang, yang aku ingat hanyalah aku sedang mengarungi lautan kenikmatan bersama orang yang membayar ku untuk mendapatkan kenikmatan dariku.

Om Raz sudah tengkurap di atasku, dia memelukku erat, aku sudah bisa merasakan kenikmatan gerakkan senjatanya didalam apemku, aku sudah bisa membalas ciuman bibirnya dengan penuh gairah, kakiku sudah melingkar di pinggulnya dan membuat senjatanya makin dalam melesak dalam apemku. Keringat Om Raz sudah membasahi sekujur tubuhku, waktu seolah berjalan begitu lambat, sepertinya sudah setengah jam dia menikmati tubuhku, tanpa kusadari aku terbawa dalam kenikmatan yang dalam menuju puncak kenikmatan, dan ledakan sensasi bercinta ku lebih dulu daripada Om Raz, tubuhku menegang, kupeluk erat tubuh Om Raz kemudian otot apemku berdenyut dengan kerasnya, aku menjerit dalam kenikmatan, ku alami puncak pertama setelah dua tahun aku melupakan bagaimana nikmatnya menggapai puncak kenikmatan, mataku tetap terpejam, aku takut membuka mataku seakan takut terbangun dari mimpi indah, sesaat Om Raz menghentikan gerakannya tapi kemudian dia menggerakkan lagi dengan tempo lebih cepat, aku mendesah atau lebih tepatnya menjerit, belum pernah aku mengalami puncak yang seperti ini.

Mantan suamiku biasanya akan menghentikan gerakannya dan menikmati saat puncakku bersama sama, tapi Om Raz lain lagi, dia malah mempercepat gerakannya saat otot apemku berdenyut dengan hebatnya, sungguh pengalaman baru bagiku, ternyata justru jauh lebih nikmat, ini diluar bayanganku semula.

Tak lama kemudian Om Raz mengikuti ku mencapai puncak, dia menanamkan senjatanya dalam dalam dan menekan ke apemku, kurasakan senjatanya mengembang membesar di dalam lalu menyemprotkan sesuatu di apemku, denyutan dan semprotan itu begitu kuat menghantam dinding apemku, aku kaget dan menjerit kecil menerima semprotan itu, tak kusangka dia bisa menyemprot sekuat itu, menimbulkan kenikmatan tersendiri pasca aku mencapai puncak, ku nikmati denyutan demi denyutan, kurasakan denyutan semprotan dari senjata  kedua dalam hidupku, cairan kedua yang menyirami rahim dan apemku.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Sepenggal masa lalu
0
0
Chapter 2
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan